Oleh: Nanda Sulistiyo
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan bagian anak yang berada pada fase
masa kanak-kanak (early childhood) dengan
rentang usia antara 4-6 tahun. Dunia pendidikan anak Taman
Kanak-kanak merupakan bagian dari pendidikan prasekolah atau sering disebut
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan
sebelum anak mengenyam jenjang pendidikan dasar sebagaimana termaktub dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 pasal 1. Masa anak Taman
Kanak-kanak memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial,
moral,
dan emosional.
Masa kanak-kanak adalah masa-masa
yang paling
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya, karena masa kanak-kanak
merupakan awal pembentukkan dari
seluruh potensi-potensi yang dimiliki anak seperti aspek perkembangan
psikomotorik kognitif, afektif, dan mental. Potensi-potensi yang dimiliki anak
berkembang melalui pengalaman, pengalaman yang dimaksud berupa
pengalaman gerak dan pengalaman informasi. Pada
umumnya pembelajaran di anak usia dini untuk aspek perkembangan fisik/motoriknya
lebih banyak difokuskan ke perkembangan motorik halus, sedangkan motorik kasar
kurang diperhatikan. Padahal pengembangan motorik kasar anak usia dini juga
memerlukan bimbingan dari pendidik. Perkembangan
motorik kasar untuk anak usia dini ini difokuskan pada gerak koordinasi mata,
tangan dan kaki. Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya
ungkit kaki dan tangan yang makin besar, menjadikan anak makin mampu menggunakan
kekuatannya di dalam melakukan aktivitas fisik.
Berdasarkan ulasan-ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa
koordinasi sangan dibutuhkan baik dalam bidang olahraga dan dalam aktivitas
sehari-hari, maka dalam makalah ini akan membahas tentang permainan dan
aktivitas pada anak usia dini dan model permainan lempar dan gelinding simpai
untuk mengenal angka.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini akan
dibatasi oleh model permainan koordinasi mata, tangan, dan kaki yakni “Lempar
Gelinding Simpai”.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Hakikat Koordinasi
Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat
kompleks (Harsono 1988: 219). Selanjutnya Mochamad Sajoto (1995: 9) koordinasi
adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacammacam gerakan yang berbeda
kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Setiap orang untuk
dapat melakukan gerakan atau keterampilan baik dari yang mudah, sederhana
sampai yang rumit diatur dan diperintah dari sistem syaraf pusat yang sudah
disimpan di dalam memori terlebih dahulu. Jadi untuk dapat melakukan gerakan
koordinasi yang benar diperlukan juga
koordinasi sistem syaraf yang meliputi sistem syaraf pusat dan sistem syaraf
tepi dengan otot, tulang, dan sendi.
Menurut Rusli Lutan, dkk (2000: 77), koordinasi adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan
cepat dan efisien dan penuh ketepatan. Koordinasi diperlukan hampir disemua
cabang olahraga yang melibatkan kegiatan fisik, koordinasi juga penting bila
berada dalam situasi dan lingkungan yang asing, misalnya perubahan lapangan
pertandingan, peralatan, cuaca, lampu penerangan, dan lawan yang dihadapi.
Tingkatan baik atau tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam
kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat, cepat, dan
efisien. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan
suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dalam
melakukan keterampilan yang masih baru baginya.
Koordinasi yang baik dapat mengubah dan berpindah secara
cepat dari pola gerak satu kepola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi
efektif. Sedangkan menurut Suharno
(1982:110) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur
gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. atau
kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali
melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang mempengaruhi gerakan.
Menurut Sajoto (1988:59) Koordinasi berasal dari kata coordination adalah
kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu
pola gerakan tunggal secara efektif. Sedangkan Nossek (1982:89) berpendapat
bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke
dalam satu atau lebih pola gerak khusus.
Menurut Bompa (2004:43) coordination
is a complex motor skill necessary for high performance. Koordinasi
merupakan keterampilan motorik yang kompleks yang diperlukan untuk penampilan
yang tinggi. Menurut Rusli Lutan (2000:77) koordinasi adalah kemampuan
melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat, efisien, dan
penuh ketepatan. Menurut Schmidt (1988:265) Koordinasi adalah perpaduan
perilaku dari dua atau lebih persendian, dimana antara yang satu dengan yang
lainya saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak.
Dari berbagai pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang individu/anak dalam memadukan berbagai macam gerak yang berbeda-beda,
dengan kesulitan yang berbeda, tetapi dilakukan secara cepat dan tepat.
Mengenai indikator koordinasi,
Sukadiyanto (2005: 139) menyatakan bahwa indikator utama koordinasi adalah
ketepatan dan gerak yang ekonomis. Dengan demikian koordinasi merupakan hasil
perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan
gerak yang efektif dan efisien. Dimana komponen gerak yang terdiri dari energi,
kontraksi otot, syaraf, tulang dan persendian merupakan koordinasi neuromuskuler.
Menurut Sukadiyanto (2005: 139) koordinasi neuromuskuler adalah setiap
gerak yang terjadi dalam urutan dan waktu yang tepat serta gerakannya
mengandung tenaga.
Koordinasi neuromuskuler meliputi koordinasi intramuskuler
dan intermuskuler. Pada koordinasi intramuskuler adalah kinerja dari seluruh
serabut syaraf dan otot dalam setiap kerja otot yang berkontraksi secara
maksimum. Kinerja otot tergantung dari interaksi serabut syaraf dan serabut
otot di dalam otot itu sendiri. Ciri orang yang memiliki koordinasi
intramuskuler baik, dalam melakukan gerak akan serasi, tepat, ekonomis, dan
efektif. Sedangkan pada koordinasi intermuskuler melibatkan efektivitas
otot-otot yang bekerjasama dalam menampilkan satu gerak (Sukadiyanto,
2005: 139). Sebagai contoh, pemain sepakbola yang bermain di
posisi sayap dituntut untuk bisa melakukan crossing (passing atas secara
menyilang) sambil berlari cepat atau sprint. Pemain sepakbola yang memiliki
koordinasi baik sudah pasti bisa melakukan crossing bola dengan benar, tetapi
bagi pemain sepakbola yang memiliki koordinasi buruk akan kesulitan dalam
melakukan crossing. Fungsi koordinasi adalah menghasilkan satu pola
gerakan yang serasi, berirama dan kompleks maka dari itu fungsi latihan
koordinasi sangat penting untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Menurut Suntoro (2006:214), bahwa koordinasi adalah penyesuaian dan pengaturan
yang baik. Dari paparan di atas untuk lebih jelas berikut akan dibahas anatomi mata, tangan, dan otak:
a.
Anatomi mata
Menurut Evelyn C. (2005:315) bahwa
umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tapi sebenarnya lonjong dan bukan bulat
seperti bola. Bola mata mempunyai menengah kira-kira dua setengah centi meter,
bagian depannya bening, dan terdiri dari tiga bagian yaitu :
1) Lapisan luar, fibrus yang
merupakan lapisan penyangga.
2) Lapisan tengah, vaskuler.
3) Lapisan dalam, lapisan saraf
Mata memiliki banyak fungsi dalam
kehidupan sehari-hari seperti halnya mata membantu seseorang mengambil sesuatu
dibantu dengan tangan. Mata akan terasa fungsinya ketika bekerjasama dengan
organ lainnya. Tanpa adanya kerja sama dengan organ lain, mata hanya untuk
melihat saja tanpa bisa membantu manusia dalam melakukan aktifitas
sehari-harinya.
b.
Anatomi Tangan
Tangan adalah alat gerak sangat
membantu manusia dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya. Karena aktifitas
manusia tidak lepas dari tangan. Tangan adalah anggota badan dari pergelangan
tangan sampai ke ujung jari Budiono, (2005:536). Tidak jauh berbeda dengan
pernyataan Wikimedia (2009:1) bahwa tangan adalah bagian tubuh di ujung suatu
lengan. Sebagian besar manusia. memiliki dua tangan, biasanya dengan empat jari
dan satu ibu jari. Bagian dalam tangan adalah telapak tangan.
c.
Anatomi Otak
Otak adalah bagian paling penting
dalam diri manusia. Karena semua gerakan atau otot-otot yang ada dalam manusia
dioperasikan oleh otak. Otak mempunyai bagian yang utama, yaitu otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), dan otak kecil (serebelum). Di sanalah terletak semua
syaraf berpusat. Menurut Suntoro (2006:273), pengertian otak adalah benak,
kumpulan saraf-saraf yang menjadi isi kepala atau alat berfikir. otak merupakan
pusat koordinasi dalam tubuh manusia, otak terdapat dalam rongga tengkorak,
tepatnya di depan sum-sum tulang belakang dan diselubungi oleh selaput, yang
diberi nama meninges. Otak bekerja sama dengan organ tubuh kita lainnya
sehingga tubuh kita bisa bekerja sesuai perintahnya. Cara kerja otak terhadap
gerak dan penglihatan : Otak bekerja sama dengan organ tubuh kita lainnya
sehingga tubuh kita bisa bekerja sesuai perintahnya. Otak dan Sum-sum tulang
belakang membentuk sistem syaraf pusat, kedua sistem ini bekerja sama untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan tubuh.
B.
Latihan Koordinasi Pada Anak Usia
Dini/Sekolah Dasar
Setiap anak senang akan bermain, bergerak, dan
beraktivitas, hampir setiap waktu dimanfaatkan untuk bergerak
bermain/bergerak. Anak lebih senang melakukan aktivitas bermain yang menantang
seperti melompat, memanjat, melempar, dan lain-lain. Dari aktivitas tersebut
anak mendapatkan informasi dan pengalaman yang berguna untuk kehidupan anak
selanjutnya. Menurut W. Rob dan E.J Leertouwer dalam buku Sukintaka, dkk
(1979: 91), tingkat umur pendidikan usia dini yaitu umur 0-6 tahun dan sekolah
dasar dibagi menjadi tiga, yaitu: kelompok umur pendidikan pertama antara 6
sampai 8 tahun, kelompok umur pendidikan kedua antara 8 sampai 10 tahun, dan
kelompok umur pendidikan ketiga antara 10 sampai 12 tahun. Menurut Amung Ma’mun
yang dikutip Yuli Priyanto (2010: 24) kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan
yang biasa anak lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Hendaknya bentuk
latihan koordinasi yang dipilih untuk anak-anak adalah gerakan-gerakan dasar
yang mengarah pada permainan, mengarah pada pertumbuhan dan perkembangan anak,
dan secara tidak langsung mengarah pada peningkatan keterampilan bermain
sepakbola. Bentuk latihan koordinasi yang diberikan pada anak usia sekolah
dasar didasarkan pada tahap gerak dasar yang menyenangkan, gerakan tersebut
meliputi variasi lompat, variasi loncat, dan variasi langkah kaki yang dipadukan
dengan arah pandangan mata dan ayunan lengan tangan.
Menurut Amung Ma’mun (2000: 20-21) kemampuan gerak dasar
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: lokomotor, non lokomotor dan manipulatif.
Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat
yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti: berjalan, berlari, melompat,
meloncat. Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak
yang memadai, yang terdiri atas : menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat
dan menurunkan, melipat dan memutar. Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika
anak tengah menguasai macam-macam objek, gerakan dalam sepakbola seperti:
melempar bola ke dalam lapangan, menendang bola, menggiring bola, menangkap
bola yang dilakukan oleh penjaga gawang. Seorang pemain sepakbola dalam suatu
permainan, sebagian waktunya digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan tanpa
bola.
Menurut Soewarno Kr (2001: 3), gerakan-gerakan tanpa bola
yang ada dalam sepakbola meliputi
gerakan berlari, gerakan berhenti dan berlari mendadak, gerakan berbelok dan
berputar. Gerakan-gerakan tersebut disebut gerakan-gerakan dasar (basic
movement). Jadi yang diperlukan dalam permainan sepakbola
adalah kemampuan lokomotor dan manipulatif. Latihan
koordinasi dapat diberikan pada anak-anak usia antara umur 2-6 tahun karena
pada saat ini punya karakteristik mempunyai kecepatan belajar yang luar biasa
(Rusli Lutan, dkk, 2000: 77).
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
usia dini dan sekolah dasar dapat diberikan latihan koordinasi, karena pada
usia-usia tersebut anak mempunyai kecenderungan fisik yang mendukung ke arah
perbaikan kualitas koordinasinya. Keuntungan bagi anak usia sekolah dasar yang
memiliki kemampuan koordinasi baik, akan mampu menampilkan keterampilan dengan
sempurna dan dapat dengan cepat mengatasi permasalahan gerak pada saat latihan
maupun pertandingan. Oleh karena itu, tanpa memiliki kemampuan koordinasi
bagus, maka atlet akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan teknik yang
kompleks. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Guntur Utomo (2004: 3),
latihan koordinasi juga amat baik mengingat usia 8-12 tahun merupakan fase “development
of skill”. Koordinasi yang baik akan
menghasilkan eksekusi teknik prima di dalam posisi sesulit apapun.
C.
Macam-macam Latihan Koordinasi
Menurut Bompa dalam Sukadiyanto (2005: 138) pada dasarnya
koordinasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu koordinasi umum dan koordinasi
khusus. Koordinasi umum merupakan kemampuan seluruh tubuh dalam menyesuaikan
dan mengatur gerakan secara simultan pada saat melakukan suatu gerak.
Koordinasi khusus merupakan koordinasi antar beberapa anggota badan, yaitu
kemampuan untuk mengkoordinasikan gerak dari sejumlah anggota badan secara
simultan. Oleh karena itu, koordinasi khusus merupakan pengembangan dari
koordinasi umum yang dikombinasikan dengan kemampuan biomotor yang lain sesuai
dengan karakteristik cabang olahraga. Ciri-ciri orang yang memiliki koordinasi
khusus yang baik dalam menampilkan keterampilan teknik dapat secara harmonis,
cepat, mudah, sempurna, tepat, dan luwes. Koordinasi umum
maupun koordinasi khusus keduaduanya sangat diperlukan dalam cabang olahraga
sebab keduanya saling berpengaruh terhadap keterampilan gerak seseorang. Dalam
sepakbola sebagian besar gerakan dilakukan oleh tungkai dan kaki. Fungsi dari
gerakan lengan dan tangan hanya sebatas menjaga keseimbangan pemain sepak bola
pada saat berlari, melakukan gerak tipu terhadap lawan pada saat menggiring
bola, berbelok, berputar, dan berhenti mendadak. Karena sebagian besar gerakan
yang di sepakbola dilakukan oleh tungkai dan kaki, maka koordinasi yang
dilatihkan untuk pemain sepakbola adalah koordinasi yang dapat meningkatkan
kombinasi gerakan tungkai dan kaki dengan arah pandangan mata, tetapi tanpa mengabaikan
ayunan lengan dan tangan. Kombinasi ayunan lengan dan tangan selain membatu
dalam keseimbangan juga mendapat membantu dalam pengharmonisan dan keluwesan
gerakan. Dengan demikian sasaran utama pada latihan koordinasi adalah untuk
meningkatkan kemampuan penguasaan gerak.
D.
Dasar-dasar Latihan Koordinasi
Karakter umum latihan koordinasi adalah melakukan gerakan
beranekaragam dalam satu satuan waktu. Misalnya gerakan lari di tempat
bersamaan dengan mendorong, tangan kanan ke atas dan tangan kiri ke depan.
Karena pada olahraga sepakbola anggota tubuh bagian bawah sangat dominan dalam
berbagai gerakan. Untuk anggota tubuh bagian atas yang meliputi lengan dan
tangan harus dilatih juga secara seimbang, karena koordinasi itu melibatkan
perpaduan berbagai macam gerakan yang terjadi pada bagian tubuh.
Berikut akan disajikan petunjuk-petunjuk pengajaran
latihan koodinasi mata, tangan, dan kaki pada anak usia dini.
1.
Ketinggian melemparkan harus tidak lebih tinggi dari pada
di mana anak nyaman bisa mencapai overhead.
2.
Menangkap bola harus antara pinggang dan
bahu (lebih dekat ke pinggang).
3.
Menghadapi sekitar 2,5 kaki, dengan 3 kaki, dari dinding akan
membantu menstabilkan lemparan.
4.
Bersikeras bahwa dua objek bilateral menyulap dengan
konsistensi dalam melempar tinggi serta ritme sebelum berkembang menjadi tiga
objek juggling
5.
Musik yang tepat dapat membantu untuk membangun irama
juggling
6.
Mengatur jumlah lemparan dan menangkap rendah sehingga siswa
pertama dapat mengalami kesuksesan tanpa kehilangan kontrol dari objek. ini
akan membantu untuk menghilangkan diulang berjuang dengan lemparan konsisten.
7.
Menahan diri dari para siswa bergegas ke fase baru sebelum
mereka telah menguasai tahap ini.
8.
Menetapkan 25 "melemparkan tangkapan" tanpa
menjatuhkan sebuah benda sebagai tujuan untuk setiap tahap sebelum pindah ke
perkembangan berikutnya.
9.
Harus fokus pada puncak dari lemparan.
10.
Keberhasilan awal sangat penting jika siswa harus
intrensically termotivasi untuk terus berlatih.
11.
Mengajar harus menyulap sering untuk memberikan siswa
teladan.
Pengalaman yang dijelaskan sejauh ini dapat ditingkatkan melalui gerakan yang juga bervariasi dari lambat ke cepat (yaitu, objek dan orang) dan melalui berbagai tingkat produksi kekuatan (lembut untuk keras).
Berdasarkan petunjuk-petunjuk
latihan koordinasi mata, tangan, dan kaki di atas, maka dapat dibuat salah satu
model untuk mengembangkan koordinasi yakni permainan lempar dan gelinding
simpai untuk mengenal angka.
Permainan Lempar Gelinding Simpai
Tujuan
Permainan: Melatih koordinasi mata, tangan, dan kaki serta mengenal angka.
1. Peralatan
a)
Halaman
b)
Simpai
c)
Kun
d)
Flashcard (kartu)
2. Tata Para Permainan
a)
Salam
b)
Berdoa
c)
Apersepsi:
Guru memberikan gambaran tata cata permainan simpai.
d) Anak menggelindingkan simpai dengan
menggunakan kedua tangan, setiap ada kun dikelilingi satu kali putaran, jumlah
kun ada 5. Setelah sampai di kun yang terakhir anak diberikan pertanyaan.
Misalnya berapa jumlah roda Becak, anak menjawab ada 3, kemudian anak melempar
simpai ke kun yang no 3. Jarak antara lemparan ke kun 2m, untuk lebihjelasnya
berikut akan disajikan gambar permainan lempar gelinding simpai.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Demikian pentingnya kesadaran
gerak (movement awareness) dalam
kegiatan cabang olahraga, aktivitas bermain dan kehidupan sehari-hari, maka makalah
ini mencoba berpartisipasi untuk menambah wahana bermain dan latihan kesadaran
gerak dengan menciptakan permainan dari gabungan macam-macam kesadaran gerak. Semakin
baik tingkat kesadaran gerak anak akan semakin mudah untuk mempelajari teknik
dan taktik dalam cabang olahraga dan aktivitas sehari-hari.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, disarankan kepada
guru Taman Kanak-kanak dan orangtua dapat mengaplikasikan permainan kesadaran
gerak (movement awareness). Permainan
ini dibuat juga untuk menstimulus guru dan orangtua agar lebih kreatif dan inovatif dalam membaca
perkembangan dan pertumbuhan anak. Harapan dibuatnya makalah sederhana ini
dapat menambah metode mengajar di Taman Kanak-kanak dan sebagai menambah
wawasan bagi yang membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Administrator. Pengertian
Koordinasi. http://elearning-po.unp.ac.id di download tanggal 23 Oktober 2013
jam 19.30
Bompa, Tudor O. (1983)
Theory and Methodology of Training to Key Athletic Performance. Canada:
. Kendal: Hunt Publishing Company
Budiono.
2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Agung.
Gabbard, Charles. (1987). Physical education for
children. New York: The CV. Mosby Company.
Suharno
HP. (1982). Ilmu Coaching Umum (diktat). Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Sukadiyanto
(2003). Keterampilan Groundstrokes petenis Pemula. Jakarta: PPs Universitas
Negeri Jakarta.
M. Sajoto (1995) Pembinaan
Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press.
Evelyn C. Pearce. 2005.
Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis.Jakarta: PT Gramedia.
No comments:
Post a Comment