BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan bagian anak yang berada pada fase
masa kanak-kanak (early childhood) dengan
rentang usia antara 4-6 tahun. Dunia pendidikan anak Taman
Kanak-kanak merupakan bagian dari pendidikan prasekolah atau sering disebut
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan
sebelum anak mengenyam jenjang pendidikan dasar sebagaimana termaktub dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 pasal 1. Masa anak Taman
Kanak-kanak memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial,
moral,
dan emosional.
Masa kanak-kanak adalah masa-masa
yang paling
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya, karena masa kanak-kanak
merupakan awal pembentukkan dari
seluruh potensi-potensi yang dimiliki anak seperti aspek perkembangan
psikomotorik kognitif, afektif, dan mental. Potensi-potensi yang dimiliki anak
berkembang melalui pengalaman, pengalaman yang dimaksud berupa
pengalaman gerak dan pengalaman informasi.
Pada umumnya pembelajaran di anak usia dini untuk aspek
perkembangan fisik/motoriknya lebih banyak difokuskan ke perkembangan motorik
halus, sedangkan motorik kasar kurang diperhatikan. Padahal pengembangan
motorik kasar anak usia dini juga memerlukan bimbingan dari pendidik.
Perkembangan motorik kasar untuk anak usia dini ini
difokuskan pada gerak koordinasi mata, tangan dan kaki. Koordinasi gerak yang
meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang makin besar,
menjadikan anak makin mampu menggunakan kekuatannya di dalam melakukan aktivitas
fisik. Berdasarkan sedikit ulasan-ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa
koordinasi sangan dibutuhkan baik dalam bidang olahraga dan dalam aktivitas
sehari-hari, maka dalam makalah ini akan membahas tentang permainan dan
aktivitas pada anak usia dini.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Hakekat
Koordinasi Mata-Tangan-Kaki
a. Pengertian
Koordinasi
Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat
kompleks (Harsono 1988: 219). Selanjutnya Mochamad Sajoto (1995: 9) koordinasi
adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacammacam gerakan yang berbeda
kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Setiap orang untuk dapat melakukan
gerakan atau keterampilan baik dari yang mudah, sederhana sampai yang rumit
diatur dan diperintah dari sistem syaraf pusat yang sudah disimpan di dalam
memori terlebih dahulu. Jadi untuk dapat melakukan gerakan koordinasi yang
benar diperlukan juga koordinasi sistem
syaraf yang meliputi sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi dengan otot,
tulang, dan sendi.
Menurut Rusli Lutan, dkk (2000: 77), koordinasi adalah
kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan
cepat dan efisien dan penuh ketepatan. Koordinasi diperlukan hampir disemua
cabang olahraga yang melibatkan kegiatan fisik, koordinasi juga penting bila
berada dalam situasi dan lingkungan yang asing, misalnya perubahan lapangan
pertandingan, peralatan, cuaca, lampu penerangan, dan lawan yang dihadapi.
Tingkatan baik atau tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam
kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat, cepat, dan
efisien. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan
suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dalam melakukan
keterampilan yang masih baru baginya. Koordinasi yang baik dapat mengubah dan
berpindah secara cepat dari pola gerak satu kepola gerak yang lain sehingga
gerakannya menjadi efektif.
Sedangkan
menurut Suharno
(1982:110) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur
gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. atau
kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali
melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang mempengaruhi gerakan.
Menurut Sajoto (1988:59) Koordinasi berasal dari kata coordination adalah
kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu
pola gerakan tunggal secara efektif. Sedangkan Nossek (1982:89) berpendapat
bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke
dalam satu atau lebih pola gerak khusus.
Menurut Bompa (2004:43) coordination
is a complex motor skill necessary for
high performance. Koordinasi
merupakan keterampilan motorik yang kompleks yang diperlukan untuk penampilan
yang tinggi. Menurut Rusli Lutan (2000:77) koordinasi adalah kemampuan
melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat, efisien, dan
penuh ketepatan. Menurut Schmidt (1988:265) Koordinasi adalah perpaduan perilaku
dari dua atau lebih persendian, dimana antara yang satu dengan yang lainya
saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
koordinasi adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang individu/anak dalam
memadukan berbagai macam gerak yang berbeda-beda, dengan kesulitan yang
berbeda, tetapi dilakukan secara cepat dan tepat.
Mengenai indikator koordinasi, Sukadiyanto (2005: 139)
menyatakan bahwa indikator utama koordinasi adalah ketepatan dan gerak yang
ekonomis. Dengan demikian koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari
kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan gerak yang efektif dan
efisien. Dimana komponen gerak yang terdiri dari energi, kontraksi otot, syaraf,
tulang dan persendian merupakan koordinasi neuromuskuler. Menurut
Sukadiyanto (2005: 139) koordinasi neuromuskuler adalah setiap gerak yang
terjadi dalam urutan dan waktu yang tepat serta gerakannya mengandung tenaga.
Koordinasi neuromuskuler meliputi koordinasi intramuskuler
dan intermuskuler. Pada koordinasi intramuskuler adalah kinerja dari seluruh
serabut syaraf dan otot dalam setiap kerja otot yang berkontraksi secara
maksimum. Kinerja otot tergantung dari interaksi serabut syaraf dan serabut
otot di dalam otot itu sendiri. Ciri orang yang memiliki koordinasi
intramuskuler baik, dalam melakukan gerak akan serasi, tepat, ekonomis, dan
efektif. Sedangkan pada koordinasi intermuskuler melibatkan efektivitas
otot-otot yang bekerjasama dalam menampilkan satu gerak
(Sukadiyanto,
2005: 139).
Sebagai contoh, pemain sepakbola yang bermain di posisi sayap
dituntut untuk bisa melakukan crossing (passing atas secara menyilang)
sambil berlari cepat atau sprint. Pemain sepakbola yang memiliki koordinasi
baik sudah pasti bisa melakukan crossing bola dengan benar, tetapi bagi
pemain sepakbola yang memiliki koordinasi buruk akan kesulitan dalam melakukan crossing.
Fungsi koordinasi adalah menghasilkan satu pola gerakan yang serasi, berirama
dan kompleks maka dari itu fungsi latihan koordinasi sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan tersebut.
b. Latihan
Koordinasi Pada Anak Usia Dini/Sekolah Dasar
Ciri siswa usia sekolah dasar adalah bergerak, setiap anak
menggunakan waktunya untuk bergerak yaitu gerakan kasar yang menggunakan
sebagian besar tubuhnya, seperti berlari melompat dan melempar. Selain itu pada
masa ini anak akan lebih senang memainkan permainan sepakbola, basket dan
sebagainya. Menurut W. Rob dan E.J Leertouwer dalam buku Sukintaka, dkk (1979:
91), tingkat umur pendidikan usia dini yaitu umur 0-6 tahun dan sekolah dasar
dibagi menjadi tiga, yaitu: kelompok umur pendidikan pertama antara 6 sampai 8
tahun, kelompok umur pendidikan kedua antara 8 sampai 10 tahun, dan kelompok
umur pendidikan ketiga antara 10 sampai 12 tahun. Menurut Amung Ma’mun yang
dikutip Yuli Priyanto (2010: 24) kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang
biasa anak lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Hendaknya bentuk latihan
koordinasi yang dipilih untuk anak-anak adalah gerakan-gerakan dasar yang
mengarah pada permainan, mengarah pada pertumbuhan dan perkembangan anak, dan
secara tidak langsung mengarah pada peningkatan keterampilan bermain sepakbola.
Bentuk latihan koordinasi yang diberikan pada anak usia sekolah dasar
didasarkan pada tahap gerak dasar yang menyenangkan, gerakan tersebut meliputi
variasi lompat, variasi loncat, dan variasi langkah kaki yang dipadukan dengan
arah pandangan mata dan ayunan lengan tangan.
Menurut Amung Ma’mun (2000: 20-21) kemampuan gerak dasar
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: lokomotor, non lokomotor dan manipulatif.
Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat
yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti: berjalan, berlari, melompat,
meloncat. Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak
yang memadai, yang terdiri atas : menekuk dan meregang, mendorong dan menarik,
mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar. Kemampuan manipulatif
dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek, gerakan dalam
sepakbola seperti: melempar bola ke dalam lapangan, menendang bola, menggiring
bola, menangkap bola yang dilakukan oleh penjaga gawang. Seorang pemain
sepakbola dalam suatu permainan, sebagian waktunya digunakan untuk melakukan
gerakan-gerakan tanpa bola.
Menurut Soewarno Kr (2001: 3), gerakan-gerakan tanpa bola
yang ada dalam sepakbola meliputi
gerakan berlari, gerakan berhenti dan berlari mendadak, gerakan berbelok dan
berputar. Gerakan-gerakan tersebut disebut gerakan-gerakan dasar (basic
movement). Jadi yang diperlukan dalam permainan sepakbola adalah kemampuan
lokomotor dan manipulatif.
Latihan koordinasi dapat diberikan pada anak-anak usia antara
umur 2-6 tahun karena pada saat ini punya karakteristik mempunyai kecepatan
belajar yang luar biasa (Rusli Lutan, dkk, 2000: 77).
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
usia dini dan sekolah dasar dapat diberikan latihan koordinasi, karena pada
usia-usia tersebut anak mempunyai kecenderungan fisik yang mendukung ke arah perbaikan
kualitas koordinasinya. Keuntungan bagi anak usia sekolah dasar yang memiliki
kemampuan koordinasi baik, akan mampu menampilkan keterampilan dengan sempurna
dan dapat dengan cepat mengatasi permasalahan gerak pada saat latihan maupun
pertandingan. Oleh karena itu, tanpa memiliki kemampuan koordinasi bagus, maka
atlet akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan teknik yang kompleks.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Guntur Utomo (2004: 3), latihan
koordinasi juga amat baik mengingat usia 8-12 tahun merupakan fase “development
of skill”. Koordinasi yang baik akan menghasilkan eksekusi teknik prima di
dalam posisi sesulit apapun.
c. Macam-macam
Latihan Koordinasi
Menurut Bompa dalam Sukadiyanto (2005: 138) pada dasarnya
koordinasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu koordinasi umum dan koordinasi
khusus. Koordinasi umum merupakan kemampuan seluruh tubuh dalam menyesuaikan
dan mengatur gerakan secara simultan pada saat melakukan suatu gerak.
Koordinasi khusus merupakan koordinasi antar beberapa anggota badan, yaitu
kemampuan untuk mengkoordinasikan gerak dari sejumlah anggota badan secara
simultan. Oleh karena itu, koordinasi khusus merupakan pengembangan dari
koordinasi umum yang dikombinasikan dengan kemampuan biomotor yang lain sesuai
dengan karakteristik cabang olahraga. Ciri-ciri orang yang memiliki koordinasi
khusus yang baik dalam menampilkan keterampilan teknik dapat secara harmonis,
cepat, mudah, sempurna, tepat, dan luwes.
Untuk itu, baik koordinasi umum maupun koordinasi khusus
keduaduanya sangat diperlukan dalam cabang olahraga sebab keduanya saling
berpengaruh terhadap keterampilan gerak seseorang. Dalam sepakbola sebagian
besar gerakan dilakukan oleh tungkai dan kaki. Fungsi dari gerakan lengan dan
tangan hanya sebatas menjaga keseimbangan pemain sepak bola pada saat berlari,
melakukan gerak tipu terhadap lawan pada saat menggiring bola, berbelok,
berputar, dan berhenti mendadak. Karena sebagian besar gerakan yang di
sepakbola dilakukan oleh tungkai dan kaki, maka koordinasi yang dilatihkan
untuk pemain sepakbola adalah koordinasi yang dapat meningkatkan kombinasi
gerakan tungkai dan kaki dengan arah pandangan mata, tetapi tanpa mengabaikan
ayunan lengan dan tangan. Kombinasi ayunan lengan dan tangan selain membatu
dalam keseimbangan juga mendapat membantu dalam pengharmonisan dan keluwesan
gerakan. Dengan demikian sasaran utama pada latihan koordinasi adalah untuk
meningkatkan kemampuan penguasaan gerak.
d. Dasar-dasar
Latihan Koordinasi
Karakter umum latihan koordinasi adalah melakukan gerakan
beranekaragam dalam satu satuan waktu. Misalnya gerakan lari di tempat
bersamaan dengan mendorong, tangan kanan ke atas dan tangan kiri ke depan.
Karena pada olahraga sepakbola anggota tubuh bagian bawah sangat dominan dalam
berbagai gerakan. Untuk anggota tubuh bagian atas yang meliputi lengan dan
tangan harus dilatih juga secara seimbang, karena koordinasi itu melibatkan
perpaduan berbagai macam gerakan yang terjadi pada bagian tubuh.
Petunjuk Pengajaran
- Ketinggian melemparkan harus tidak lebih tinggi daripada di mana anak nyaman bisa mencapai overhead.
- Menangkap bola harus antara pinggang dan bahu (lebih dekat ke pinggang).
- Menghadapi sekitar 2,5 kaki, dengan 3 kaki, dari dinding akan membantu menstabilkan lemparan.
- Bersikeras bahwa dua objek bilateral menyulap dengan konsistensi dalam melempar tinggi serta ritme sebelum berkembang menjadi tiga objek juggling
- Musik yang tepat dapat membantu untuk membangun irama juggling
- Mengatur jumlah lemparan dan menangkap rendah sehingga siswa pertama dapat mengalami kesuksesan tanpa kehilangan kontrol dari objek. ini akan membantu untuk menghilangkan diulang berjuang dengan lemparan konsisten.
- Menahan diri dari para siswa bergegas ke fase baru sebelum mereka telah menguasai tahap ini.
- Menetapkan 25 "melemparkan tangkapan" tanpa menjatuhkan sebuah benda sebagai tujuan untuk setiap tahap sebelum pindah ke perkembangan berikutnya.
- Harus fokus pada puncak dari lemparan.
- Keberhasilan awal sangat penting jika siswa harus intrensically termotivasi untuk terus berlatih.
- Mengajar harus menyulap sering untuk memberikan siswa teladan.
Waktu dan Tenaga
Pengalaman yang dijelaskan
sejauh ini dapat ditingkatkan melalui gerakan yang juga bervariasi dari lambat
ke cepat (yaitu, objek dan orang) dengan accompainiment musik, dan melalui
berbagai tingkat produksi kekuatan (lembut untuk keras)
Contoh pengalaman gerakan umum
- mengguling bola menggunakan dua tangan ( kemudian satu) untuk merobohkan kaleng bola tenis .
- melempar beanbag ke ember atau withing simpai .
- melempar fleeceball pada target di dinding .
- menangkap bermain bola besar di sisi kanan, kiri , atas dan di bawah lutut .
- menangkap beaabag dengan kedua tangan , tangan kanan , tangan kiri .
- setelah meniup gelembung sabun, melompat dan menangkap.
- memantul bola bermain dengan dua tangan , lalu satu tangan .
- memantul bola antara anak tangga .
- menembak bola taman bermain kecil melalui gol basket diturunkan .
- memukul balon dengan tangan untuk mencoba untuk tetap di udara .
- memukul balon bolak-balik dengan pasangan.
- roll hula hoop dan menjaga itu terjadi dengan memukul dengan tangan .
- menggunakan tongkat plastik atau raket , memukul whiffleball diskors dari string .
- memukul bola busa dengan tangan bolak-balik di lantai dengan pasangan.
- mengalahkan poin ditunjuk pada drum dengan tongkat untuk irama .
- memanjat bermain aparat yang mencakup berbagai jenis tangga .
- memanjat jaring kargo dan tiang api playgtound .
- memanjat tangan dengan mitra menggunakan sajak .
e. Menggabungkan
Koordinasi
Kaki Mata
Dengan
Program
Bermotor
Spasial
Variabel pola pergerakan
dengan variasi gerakan dalam arah yang berbeda dan pada rendah ke tingkat tinggi
dari tanah harus mencakup motorik kasar keterampilan manipulatif benda
menendang ukuran varius kegiatan Hacky Sack (menendang) perangkap (dengan kaki)
obyek yang berbeda ukuran keterampilan lokomotor berjalan dan berlari
melintasi, meskipun, dan potongan-potongan peralatan (tangga, repo, hoops,
kerucut, rintangan) melompat, melompat, dan melompat-lompat di atas, ke, dan
antara berbagai titik (peralatan, garis, kotak, tanda di permukaan)
Pengalaman disebutkan dapat
ditingkatkan melalui gerakan yang juga bervariasi dari lambat ke cepat, dengan
iringan musik, dan melalui berbagai tingkat kemampuan menghasilkan gaya.
contoh pengalaman gerakan umum
1.
Menendang bola bermain besar di sekitar ruangan
2.
Mendribel bola sepak antara kursus kerucut
3.
Tendangan bola ringan ke udara
4.
Memukul bola ditangguhkan dengan kaki
5.
Mendorong diseluruh beanbag kamar dengan satu kaki sambil
duduk
6.
Menyimpan balon di udara dengan menggunakan kaki
7.
Menjebak bola bermain besar dengan kedua kaki sambil berdiri
dan duduk
8.
Berjalan di garis yang ditarik di lantai
9.
Berjalan di balok keseimbangan
10. Berjalan di
antara dan di anak tangga
11. Berjalan dalam
dan keluar dari suatu program hoops tanpa menyentuh satu
12. Melompati
rintangan rendah
13. Melompat dari
lingkaran ke lingkaran
14. Bermain jingkat
15. Surat grid,
melompat pada huruf yang mewakili nama Anda
16. Udara menulis
dengan kaki
17. Mengambil
kelereng dengan kaki
Petunjuk pengajaran
Pilih keterampilan dasar
yang paling mengakomodasi tingkat perkembangan anak: menggelindingkan Bawah
bola dengan menggunakan dua tangan, sebelum melempar satu tangan, dan melompat
sederhana sebelum melompat, dan sebagainya. menyediakan penghubung besar
(target, bola, benda-benda lain) mendorong menggunakan kedua tangan kiri dan
kanan dan kaki. konsentrasi tegangan di pada penghubung (menjaga mata terbuka) menggunakan
kegiatan mata-tangan ketika terbatas di kelas, (yaitu, cuaca buruk) konsep
keterampilan komunikasi untuk anak-anak menjaga mata pada objek (titik fokus) peningkatan
gerakan.
Grafik
peningkatan mata kaki koordinasi.
Games
|
Level
|
Gymnastic
|
Level
|
Boundary
Ball
Hoop
Hop
Hot
Ball
Train
Sation
Traffic
Cop
|
I &
II
|
Rope
Stunts
Lazy
Rope
Snake
Rope
Circle
Rope
Straight
Rope V-Rope
Rope
Rings
|
I-III
|
Kick
the Beast Relay
Potato
Race
|
II
|
Dance
Marching
|
I-III
|
Hopscotch
Jump
the Shot
|
II
& III
|
Bluebird
Oats,
Peas, Beans, and Barley Grow
|
I-II
|
Long
and Shot Combo
Soccer
Steal
Formation
Jumping
Crab
Soccer
|
Bleking
Zip
Code 001
|
III
|
2.2 anatomi dalam kordinasi
Menurut Suntoro (2006:214), bahwa koordinasi adalah
penyesuaian dan pengaturan yang baik.
a. Anatomi
mata
Menurut Evelyn C. (2005:315)
bahwa umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tapi sebenarnya lonjong dan bukan
bulat seperti bola. Bola mata mempunyai menengah kira-kira dua setengah centi
meter, bagian depannya bening, dan terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Lapisan luar, fibrus yang merupakan lapisan
penyangga
2. Lapisan tengah, vaskuler
3. Lapisan dalam, lapisan saraf
Mata memiliki banyak fungsi dalam
kehidupan sehari-hari seperti halnya mata membantu seseorang mengambil sesuatu
dibantu dengan tangan. Mata akan terasa fungsinya ketika bekerjasama dengan
organ lainnya. Tanpa adanya kerja sama dengan organ lain, mata hanya untuk
melihat saja tanpa bisa membantu manusia dalam melakukan aktifitas
sehari-harinya.
b. Anatomi
Tangan
Tangan adalah alat gerak sangat membantu manusia
dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya. Karena aktifitas manusia tidak
lepas dari tangan. Tangan adalah anggota badan dari pergelangan tangan sampai
ke ujung jari Budiono, (2005:536). Tidak jauh berbeda dengan pernyataan
Wikimedia (2009:1) bahwa tangan adalah bagian tubuh di ujung suatu lengan.
Sebagian besar manusia. memiliki dua tangan, biasanya dengan empat jari dan
satu ibu jari. Bagian dalam tangan adalah telapak tangan.
c. Otak
Otak adalah bagian paling penting dalam diri
manusia. Karena semua gerakan atau otot-otot yang ada dalam manusia
dioperasikan oleh otak. Otak mempunyai bagian yang utama, yaitu otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), dan otak kecil (serebelum). Di sanalah terletak semua
syaraf berpusat. Menurut Suntoro (2006:273), pengertian otak adalah benak,
kumpulan saraf-saraf yang menjadi isi kepala atau alat berfikir. otak merupakan
pusat koordinasi dalam tubuh manusia, otak terdapat dalam rongga tengkorak,
tepatnya di depan sum-sum tulang belakang dan diselubungi oleh selaput, yang
diberi nama meninges. Otak bekerja sama dengan organ tubuh kita lainnya
sehingga tubuh kita bisa bekerja sesuai perintahnya. Cara kerja otak terhadap
gerak dan penglihatan : Otak bekerja sama dengan organ tubuh kita lainnya
sehingga tubuh kita bisa bekerja sesuai perintahnya. Otak dan Sum-sum tulang
belakang membentuk sistem syaraf pusat, kedua sistem ini bekerja sama untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan tubuh.
BAB III
KESIMPULAN
Hampir semua cabang olahraga membutuhkan unsur-unsur
fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya ledak, daya tahan, dan
koordinasi. Satu unsur penting yang berguna dalam penguasaan keterampilan
berolahraga diantaranya adalah koordinasi. Dalam segala bentuk permainan
membutuhkan koordinasi, misalnya bulutangkis, ketika seorang pemain akan
mengembalikan smas lawan, maka selain kekuatan, kelenturan, peran koordinasi
mata, tangan dan kelincahan kaki yang baik akan memiliki keuntungan dapat
mengarahkan dan pengembalian bola pada daerah yang kosong sehingga sulit
dijangkau lawan. Menurut Sukadiyanto (2003:115) tanpa memiliki kemampuan
koordinasi gerak yang baik, individu akan kesulitan dalam belajar keterampilan
teknik-teknik dasar pukulan tenis. Hal senada juga disampaikan oleh Bompa
(2004:44) the higher coordination level, the easier it is to learn new and
complicated technical and tactical skill. Semakin tinggi tingkat koordinasi
seseorang akan semakin mudah untuk mempelajari teknik dan taktik yang baru
maupun yang kompleks.
Demikian pentingnya koordinasi mata, tangan dan kaki
dalam kegiatan cabang olahraga, aktivitas bermain dan kehidupan sehari-hari,
maka sangat penting bagi anak-anak untuk
diajarkan permainan koordinasi mata, tangan dan kaki karena dengan adanya
bentuk-bentuk permainan koordinasi dapat menggambarkan kemampuan seseorang anak
dalam mengkoordinasikan mata, tangan dan kakinya.
DAFTAR PUSTAKA
Administrator. Pengertian
Koordinasi. http://elearning-po.unp.ac.id di download tanggal 23 Oktober 2013
jam 19.30
Bompa, Tudor O. (1983)
Theory and Methodology of Training to Key Athletic Performance. Canada:
. Kendal: Hunt Publishing Company
Budiono.
2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Agung.
Gabbard, Charles. (1987). Physical education for
children. New York: The CV. Mosby Company.
Suharno
HP. (1982). Ilmu Coaching Umum (diktat). Yogyakarta: IKIP Yogyakart.
Sukadiyanto
(2003). Keterampilan Groundstrokes petenis Pemula. Jakarta: PPs Universitas
Negeri Jakarta.
M. Sajoto (1995) Pembinaan
Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press.
Evelyn C. Pearce. 2005.
Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis.Jakarta: PT Gramedia
Buka VIDEO NYATA tentang PRAKTEK LATIHAN FOKUS KONSENTRASI SECARA SIMULTAN sangat bermanfaat bagi siapapun yang serius mempraktekannya..
ReplyDelete