Sunday, February 21, 2016

Model Latihan Koordinasi pada Anak Usia Dini



BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Anak usia dini merupakan bagian anak yang berada pada fase masa kanak-kanak (early childhood) dengan rentang usia antara 4-6 tahun. Dunia pendidikan anak Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari pendidikan prasekolah atau sering disebut Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum anak mengenyam jenjang pendidikan dasar sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 pasal 1. Masa anak Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral, dan emosional.
Masa kanak-kanak adalah masa-masa yang paling penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya, karena masa kanak-kanak merupakan awal pembentukkan dari seluruh potensi-potensi yang dimiliki anak seperti aspek perkembangan psikomotorik kognitif, afektif, dan mental. Potensi-potensi yang dimiliki anak berkembang melalui pengalaman, pengalaman yang dimaksud berupa pengalaman gerak dan pengalaman informasi.
Pada umumnya pembelajaran di anak usia dini untuk aspek perkembangan fisik/motoriknya lebih banyak difokuskan ke perkembangan motorik halus, sedangkan motorik kasar kurang diperhatikan. Padahal pengembangan motorik kasar anak usia dini juga memerlukan bimbingan dari pendidik.
Perkembangan motorik kasar untuk anak usia dini ini difokuskan pada gerak koordinasi mata, tangan dan kaki. Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang makin besar, menjadikan anak makin mampu menggunakan kekuatannya di dalam melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan sedikit ulasan-ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi sangan dibutuhkan baik dalam bidang olahraga dan dalam aktivitas sehari-hari, maka dalam makalah ini akan membahas tentang permainan dan aktivitas pada anak usia dini.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Hakekat Koordinasi Mata-Tangan-Kaki
a. Pengertian Koordinasi
Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks (Harsono 1988: 219). Selanjutnya Mochamad Sajoto (1995: 9) koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacammacam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Setiap orang untuk dapat melakukan gerakan atau keterampilan baik dari yang mudah, sederhana sampai yang rumit diatur dan diperintah dari sistem syaraf pusat yang sudah disimpan di dalam memori terlebih dahulu. Jadi untuk dapat melakukan gerakan koordinasi yang benar  diperlukan juga koordinasi sistem syaraf yang meliputi sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi dengan otot, tulang, dan sendi.
Menurut Rusli Lutan, dkk (2000: 77), koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan. Koordinasi diperlukan hampir disemua cabang olahraga yang melibatkan kegiatan fisik, koordinasi juga penting bila berada dalam situasi dan lingkungan yang asing, misalnya perubahan lapangan pertandingan, peralatan, cuaca, lampu penerangan, dan lawan yang dihadapi. Tingkatan baik atau tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat, cepat, dan efisien. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dalam melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Koordinasi yang baik dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak satu kepola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi efektif.
Sedangkan menurut Suharno (1982:110) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. atau kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang mempengaruhi gerakan. Menurut Sajoto (1988:59) Koordinasi berasal dari kata coordination adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Sedangkan Nossek (1982:89) berpendapat bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus.
Menurut Bompa (2004:43) coordination is a complex motor skill necessary for high performance. Koordinasi merupakan keterampilan motorik yang kompleks yang diperlukan untuk penampilan yang tinggi. Menurut Rusli Lutan (2000:77) koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat, efisien, dan penuh ketepatan. Menurut Schmidt (1988:265) Koordinasi adalah perpaduan perilaku dari dua atau lebih persendian, dimana antara yang satu dengan yang lainya saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak.     
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang individu/anak dalam memadukan berbagai macam gerak yang berbeda-beda, dengan kesulitan yang berbeda, tetapi dilakukan secara cepat dan tepat.
Mengenai indikator koordinasi, Sukadiyanto (2005: 139) menyatakan bahwa indikator utama koordinasi adalah ketepatan dan gerak yang ekonomis. Dengan demikian koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan gerak yang efektif dan efisien. Dimana komponen gerak yang terdiri dari energi, kontraksi otot, syaraf, tulang dan persendian merupakan koordinasi neuromuskuler. Menurut Sukadiyanto (2005: 139) koordinasi neuromuskuler adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan dan waktu yang tepat serta gerakannya mengandung tenaga.
Koordinasi neuromuskuler meliputi koordinasi intramuskuler dan intermuskuler. Pada koordinasi intramuskuler adalah kinerja dari seluruh serabut syaraf dan otot dalam setiap kerja otot yang berkontraksi secara maksimum. Kinerja otot tergantung dari interaksi serabut syaraf dan serabut otot di dalam otot itu sendiri. Ciri orang yang memiliki koordinasi intramuskuler baik, dalam melakukan gerak akan serasi, tepat, ekonomis, dan efektif. Sedangkan pada koordinasi intermuskuler melibatkan efektivitas otot-otot yang bekerjasama dalam menampilkan satu gerak
(Sukadiyanto, 2005: 139).
Sebagai contoh, pemain sepakbola yang bermain di posisi sayap dituntut untuk bisa melakukan crossing (passing atas secara menyilang) sambil berlari cepat atau sprint. Pemain sepakbola yang memiliki koordinasi baik sudah pasti bisa melakukan crossing bola dengan benar, tetapi bagi pemain sepakbola yang memiliki koordinasi buruk akan kesulitan dalam melakukan crossing. Fungsi koordinasi adalah menghasilkan satu pola gerakan yang serasi, berirama dan kompleks maka dari itu fungsi latihan koordinasi sangat penting untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
b. Latihan Koordinasi Pada Anak Usia Dini/Sekolah Dasar
Ciri siswa usia sekolah dasar adalah bergerak, setiap anak menggunakan waktunya untuk bergerak yaitu gerakan kasar yang menggunakan sebagian besar tubuhnya, seperti berlari melompat dan melempar. Selain itu pada masa ini anak akan lebih senang memainkan permainan sepakbola, basket dan sebagainya. Menurut W. Rob dan E.J Leertouwer dalam buku Sukintaka, dkk (1979: 91), tingkat umur pendidikan usia dini yaitu umur 0-6 tahun dan sekolah dasar dibagi menjadi tiga, yaitu: kelompok umur pendidikan pertama antara 6 sampai 8 tahun, kelompok umur pendidikan kedua antara 8 sampai 10 tahun, dan kelompok umur pendidikan ketiga antara 10 sampai 12 tahun. Menurut Amung Ma’mun yang dikutip Yuli Priyanto (2010: 24) kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa anak lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Hendaknya bentuk latihan koordinasi yang dipilih untuk anak-anak adalah gerakan-gerakan dasar yang mengarah pada permainan, mengarah pada pertumbuhan dan perkembangan anak, dan secara tidak langsung mengarah pada peningkatan keterampilan bermain sepakbola. Bentuk latihan koordinasi yang diberikan pada anak usia sekolah dasar didasarkan pada tahap gerak dasar yang menyenangkan, gerakan tersebut meliputi variasi lompat, variasi loncat, dan variasi langkah kaki yang dipadukan dengan arah pandangan mata dan ayunan lengan tangan.
Menurut Amung Ma’mun (2000: 20-21) kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti: berjalan, berlari, melompat, meloncat. Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai, yang terdiri atas : menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar. Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek, gerakan dalam sepakbola seperti: melempar bola ke dalam lapangan, menendang bola, menggiring bola, menangkap bola yang dilakukan oleh penjaga gawang. Seorang pemain sepakbola dalam suatu permainan, sebagian waktunya digunakan untuk melakukan gerakan-gerakan tanpa bola.
Menurut Soewarno Kr (2001: 3), gerakan-gerakan tanpa bola yang ada  dalam sepakbola meliputi gerakan berlari, gerakan berhenti dan berlari mendadak, gerakan berbelok dan berputar. Gerakan-gerakan tersebut disebut gerakan-gerakan dasar (basic movement). Jadi yang diperlukan dalam permainan sepakbola adalah kemampuan lokomotor dan manipulatif.
Latihan koordinasi dapat diberikan pada anak-anak usia antara umur 2-6 tahun karena pada saat ini punya karakteristik mempunyai kecepatan belajar yang luar biasa (Rusli Lutan, dkk, 2000: 77).
Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada usia dini dan sekolah dasar dapat diberikan latihan koordinasi, karena pada usia-usia tersebut anak mempunyai kecenderungan fisik yang mendukung ke arah perbaikan kualitas koordinasinya. Keuntungan bagi anak usia sekolah dasar yang memiliki kemampuan koordinasi baik, akan mampu menampilkan keterampilan dengan sempurna dan dapat dengan cepat mengatasi permasalahan gerak pada saat latihan maupun pertandingan. Oleh karena itu, tanpa memiliki kemampuan koordinasi bagus, maka atlet akan mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan teknik yang kompleks. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Guntur Utomo (2004: 3), latihan koordinasi juga amat baik mengingat usia 8-12 tahun merupakan fase “development of skill”. Koordinasi yang baik akan menghasilkan eksekusi teknik prima di dalam posisi sesulit apapun.
c. Macam-macam Latihan Koordinasi
Menurut Bompa dalam Sukadiyanto (2005: 138) pada dasarnya koordinasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu koordinasi umum dan koordinasi khusus. Koordinasi umum merupakan kemampuan seluruh tubuh dalam menyesuaikan dan mengatur gerakan secara simultan pada saat melakukan suatu gerak. Koordinasi khusus merupakan koordinasi antar beberapa anggota badan, yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerak dari sejumlah anggota badan secara simultan. Oleh karena itu, koordinasi khusus merupakan pengembangan dari koordinasi umum yang dikombinasikan dengan kemampuan biomotor yang lain sesuai dengan karakteristik cabang olahraga. Ciri-ciri orang yang memiliki koordinasi khusus yang baik dalam menampilkan keterampilan teknik dapat secara harmonis, cepat, mudah, sempurna, tepat, dan luwes.
Untuk itu, baik koordinasi umum maupun koordinasi khusus keduaduanya sangat diperlukan dalam cabang olahraga sebab keduanya saling berpengaruh terhadap keterampilan gerak seseorang. Dalam sepakbola sebagian besar gerakan dilakukan oleh tungkai dan kaki. Fungsi dari gerakan lengan dan tangan hanya sebatas menjaga keseimbangan pemain sepak bola pada saat berlari, melakukan gerak tipu terhadap lawan pada saat menggiring bola, berbelok, berputar, dan berhenti mendadak. Karena sebagian besar gerakan yang di sepakbola dilakukan oleh tungkai dan kaki, maka koordinasi yang dilatihkan untuk pemain sepakbola adalah koordinasi yang dapat meningkatkan kombinasi gerakan tungkai dan kaki dengan arah pandangan mata, tetapi tanpa mengabaikan ayunan lengan dan tangan. Kombinasi ayunan lengan dan tangan selain membatu dalam keseimbangan juga mendapat membantu dalam pengharmonisan dan keluwesan gerakan. Dengan demikian sasaran utama pada latihan koordinasi adalah untuk meningkatkan kemampuan penguasaan gerak.
d. Dasar-dasar Latihan Koordinasi
Karakter umum latihan koordinasi adalah melakukan gerakan beranekaragam dalam satu satuan waktu. Misalnya gerakan lari di tempat bersamaan dengan mendorong, tangan kanan ke atas dan tangan kiri ke depan. Karena pada olahraga sepakbola anggota tubuh bagian bawah sangat dominan dalam berbagai gerakan. Untuk anggota tubuh bagian atas yang meliputi lengan dan tangan harus dilatih juga secara seimbang, karena koordinasi itu melibatkan perpaduan berbagai macam gerakan yang terjadi pada bagian tubuh.
Petunjuk Pengajaran
  1. Ketinggian melemparkan harus tidak lebih tinggi daripada di mana anak nyaman bisa mencapai overhead.
  2. Menangkap bola harus antara pinggang dan bahu (lebih dekat ke pinggang).
  3. Menghadapi sekitar 2,5 kaki, dengan 3 kaki, dari dinding akan membantu menstabilkan lemparan.
  4. Bersikeras bahwa dua objek bilateral menyulap dengan konsistensi dalam melempar tinggi serta ritme sebelum berkembang menjadi tiga objek juggling
  5. Musik yang tepat dapat membantu untuk membangun irama juggling
  6. Mengatur jumlah lemparan dan menangkap rendah sehingga siswa pertama dapat mengalami kesuksesan tanpa kehilangan kontrol dari objek. ini akan membantu untuk menghilangkan diulang berjuang dengan lemparan konsisten.
  7. Menahan diri dari para siswa bergegas ke fase baru sebelum mereka telah menguasai tahap ini.
  8. Menetapkan 25 "melemparkan tangkapan" tanpa menjatuhkan sebuah benda sebagai tujuan untuk setiap tahap sebelum pindah ke perkembangan berikutnya.
  9. Harus fokus pada puncak dari lemparan.
  10. Keberhasilan awal sangat penting jika siswa harus intrensically termotivasi untuk terus berlatih.
  11. Mengajar harus menyulap sering untuk memberikan siswa teladan.
Waktu dan Tenaga
Pengalaman yang dijelaskan sejauh ini dapat ditingkatkan melalui gerakan yang juga bervariasi dari lambat ke cepat (yaitu, objek dan orang) dengan accompainiment musik, dan melalui berbagai tingkat produksi kekuatan (lembut untuk keras)
Contoh pengalaman gerakan umum
  1. mengguling bola menggunakan dua tangan ( kemudian satu) untuk merobohkan kaleng bola tenis .
  2. melempar beanbag ke ember atau withing simpai .
  3. melempar fleeceball pada target di dinding .
  4. menangkap bermain bola besar di sisi kanan, kiri , atas dan di bawah lutut .
  5. menangkap beaabag dengan kedua tangan , tangan kanan , tangan kiri .
  6. setelah meniup gelembung sabun, melompat dan menangkap.
  7. memantul bola bermain dengan dua tangan , lalu satu tangan .
  8. memantul bola antara anak tangga .
  9. menembak bola taman bermain kecil melalui gol basket diturunkan .
  10. memukul balon dengan tangan untuk mencoba untuk tetap di udara .
  11. memukul balon bolak-balik dengan pasangan.
  12. roll hula hoop dan menjaga itu terjadi dengan memukul dengan tangan .
  13. menggunakan tongkat plastik atau raket , memukul whiffleball diskors dari string .
  14. memukul bola busa dengan tangan bolak-balik di lantai dengan pasangan.
  15. mengalahkan poin ditunjuk pada drum dengan tongkat untuk irama .
  16. memanjat bermain aparat yang mencakup berbagai jenis tangga .
  17. memanjat jaring kargo dan tiang api playgtound .
  18. memanjat tangan dengan mitra menggunakan sajak .
e. Menggabungkan Koordinasi Kaki Mata Dengan Program Bermotor Spasial
Variabel pola pergerakan dengan variasi gerakan dalam arah yang berbeda dan pada rendah ke tingkat tinggi dari tanah harus mencakup motorik kasar keterampilan manipulatif benda menendang ukuran varius kegiatan Hacky Sack (menendang) perangkap (dengan kaki) obyek yang berbeda ukuran keterampilan lokomotor berjalan dan berlari melintasi, meskipun, dan potongan-potongan peralatan (tangga, repo, hoops, kerucut, rintangan) melompat, melompat, dan melompat-lompat di atas, ke, dan antara berbagai titik (peralatan, garis, kotak, tanda di permukaan)
Pengalaman disebutkan dapat ditingkatkan melalui gerakan yang juga bervariasi dari lambat ke cepat, dengan iringan musik, dan melalui berbagai tingkat kemampuan menghasilkan gaya.
contoh pengalaman gerakan umum
1.      Menendang bola bermain besar di sekitar ruangan
2.      Mendribel bola sepak antara kursus kerucut
3.      Tendangan bola ringan ke udara
4.      Memukul bola ditangguhkan dengan kaki
5.      Mendorong diseluruh beanbag kamar dengan satu kaki sambil duduk
6.      Menyimpan balon di udara dengan menggunakan kaki
7.      Menjebak bola bermain besar dengan kedua kaki sambil berdiri dan duduk
8.      Berjalan di garis yang ditarik di lantai
9.      Berjalan di balok keseimbangan
10.  Berjalan di antara dan di anak tangga
11.  Berjalan dalam dan keluar dari suatu program hoops tanpa menyentuh satu
12.  Melompati rintangan rendah
13.  Melompat dari lingkaran ke lingkaran
14.  Bermain jingkat
15.  Surat grid, melompat pada huruf yang mewakili nama Anda
16.  Udara menulis dengan kaki
17.  Mengambil kelereng dengan kaki
Petunjuk pengajaran
Pilih keterampilan dasar yang paling mengakomodasi tingkat perkembangan anak: menggelindingkan Bawah bola dengan menggunakan dua tangan, sebelum melempar satu tangan, dan melompat sederhana sebelum melompat, dan sebagainya. menyediakan penghubung besar (target, bola, benda-benda lain) mendorong menggunakan kedua tangan kiri dan kanan dan kaki. konsentrasi tegangan di pada penghubung (menjaga mata terbuka) menggunakan kegiatan mata-tangan ketika terbatas di kelas, (yaitu, cuaca buruk) konsep keterampilan komunikasi untuk anak-anak menjaga mata pada objek (titik fokus) peningkatan gerakan.

Grafik peningkatan mata kaki koordinasi.
Games
Level
Gymnastic
Level
Boundary Ball
Hoop Hop
Hot Ball
Train Sation
Traffic Cop
I & II
Rope Stunts
Lazy Rope
Snake Rope
Circle Rope
Straight Rope V-Rope
Rope Rings
I-III
Kick the Beast Relay
Potato Race
II
Dance
Marching
I-III
Hopscotch
Jump the Shot
II & III
Bluebird
Oats, Peas, Beans, and Barley Grow
I-II
Long and Shot Combo
Soccer Steal
Formation Jumping
Crab Soccer

Bleking
Zip Code 001
III

2.2  anatomi dalam kordinasi
Menurut Suntoro (2006:214), bahwa koordinasi adalah penyesuaian dan pengaturan yang baik.
a.      Anatomi mata
Menurut Evelyn C. (2005:315) bahwa umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tapi sebenarnya lonjong dan bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai menengah kira-kira dua setengah centi meter, bagian depannya bening, dan terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Lapisan luar, fibrus yang merupakan lapisan penyangga
2. Lapisan tengah, vaskuler
3. Lapisan dalam, lapisan saraf
Mata memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya mata membantu seseorang mengambil sesuatu dibantu dengan tangan. Mata akan terasa fungsinya ketika bekerjasama dengan organ lainnya. Tanpa adanya kerja sama dengan organ lain, mata hanya untuk melihat saja tanpa bisa membantu manusia dalam melakukan aktifitas sehari-harinya.
b.      Anatomi Tangan
Tangan adalah alat gerak sangat membantu manusia dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya. Karena aktifitas manusia tidak lepas dari tangan. Tangan adalah anggota badan dari pergelangan tangan sampai ke ujung jari Budiono, (2005:536). Tidak jauh berbeda dengan pernyataan Wikimedia (2009:1) bahwa tangan adalah bagian tubuh di ujung suatu lengan. Sebagian besar manusia. memiliki dua tangan, biasanya dengan empat jari dan satu ibu jari. Bagian dalam tangan adalah telapak tangan.
c.       Otak
Otak adalah bagian paling penting dalam diri manusia. Karena semua gerakan atau otot-otot yang ada dalam manusia dioperasikan oleh otak. Otak mempunyai bagian yang utama, yaitu otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), dan otak kecil (serebelum). Di sanalah terletak semua syaraf berpusat. Menurut Suntoro (2006:273), pengertian otak adalah benak, kumpulan saraf-saraf yang menjadi isi kepala atau alat berfikir. otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh manusia, otak terdapat dalam rongga tengkorak, tepatnya di depan sum-sum tulang belakang dan diselubungi oleh selaput, yang diberi nama meninges. Otak bekerja sama dengan organ tubuh kita lainnya sehingga tubuh kita bisa bekerja sesuai perintahnya. Cara kerja otak terhadap gerak dan penglihatan : Otak bekerja sama dengan organ tubuh kita lainnya sehingga tubuh kita bisa bekerja sesuai perintahnya. Otak dan Sum-sum tulang belakang membentuk sistem syaraf pusat, kedua sistem ini bekerja sama untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan tubuh.

BAB III
KESIMPULAN
Hampir semua cabang olahraga membutuhkan unsur-unsur fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya ledak, daya tahan, dan koordinasi. Satu unsur penting yang berguna dalam penguasaan keterampilan berolahraga diantaranya adalah koordinasi. Dalam segala bentuk permainan membutuhkan koordinasi, misalnya bulutangkis, ketika seorang pemain akan mengembalikan smas lawan, maka selain kekuatan, kelenturan, peran koordinasi mata, tangan dan kelincahan kaki yang baik akan memiliki keuntungan dapat mengarahkan dan pengembalian bola pada daerah yang kosong sehingga sulit dijangkau lawan. Menurut Sukadiyanto (2003:115) tanpa memiliki kemampuan koordinasi gerak yang baik, individu akan kesulitan dalam belajar keterampilan teknik-teknik dasar pukulan tenis. Hal senada juga disampaikan oleh Bompa (2004:44) the higher coordination level, the easier it is to learn new and complicated technical and tactical skill. Semakin tinggi tingkat koordinasi seseorang akan semakin mudah untuk mempelajari teknik dan taktik yang baru maupun yang kompleks.
Demikian pentingnya koordinasi mata, tangan dan kaki dalam kegiatan cabang olahraga, aktivitas bermain dan kehidupan sehari-hari, maka sangat penting bagi  anak-anak untuk diajarkan permainan koordinasi mata, tangan dan kaki karena dengan adanya bentuk-bentuk permainan koordinasi dapat menggambarkan kemampuan seseorang anak dalam mengkoordinasikan mata, tangan dan kakinya.


DAFTAR PUSTAKA
Administrator. Pengertian Koordinasi. http://elearning-po.unp.ac.id di download tanggal 23 Oktober 2013 jam 19.30

Bompa, Tudor O. (1983) Theory and Methodology of Training to Key Athletic Performance. Canada: . Kendal: Hunt Publishing Company

Budiono. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Agung.

Gabbard, Charles. (1987). Physical education for children. New York: The CV. Mosby Company.

Suharno HP. (1982). Ilmu Coaching Umum (diktat). Yogyakarta: IKIP Yogyakart.

Sukadiyanto (2003). Keterampilan Groundstrokes petenis Pemula. Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta.

M. Sajoto (1995) Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press.

Evelyn C. Pearce. 2005. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis.Jakarta: PT Gramedia

1 comment:

  1. Buka VIDEO NYATA tentang PRAKTEK LATIHAN FOKUS KONSENTRASI SECARA SIMULTAN sangat bermanfaat bagi siapapun yang serius mempraktekannya..

    ReplyDelete