Monday, May 25, 2015

ANALISIS FISIOLOGI TENTANG PENGEMBANGAN BENTUK MODEL PEMBELAJARAN KEPEMIMPINAN DALAM AKTIFITAS JASMANI ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA



Oleh: Nanda Sulistiyo
 
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, sehingga pendidikan jasmani memiliki arti yang cukup representatif dalam mengembangkan manusia dalam persiapannya menuju manusia yang seutuhnya. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan karakter.
Konsep pendidikan jasmani erat kaitannya dengan pendidikan rekreasi, dan pendidikan kesehatan, yang menghasilkan bidang studi pendidikan jasmani dan kesehatan, perpaduan antara pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan dengan titik persamaan dalam tujuan terbentuknya gaya hidup aktif sepanjang hayat untuk mencapai kesehatan. Meskipun demikian pebelajaran pendidikan jasmani menjadi tidak menentu dalam hal substansi dan tujuan, Persaingan dalam alokasi bagi penyampaian substansi dan akhirnya menggiring pendidik hanya sekedar menyampaikan informasi dan bahkan pengetahuan yang tidak fungsional atau teori sebagai ganti kegiatan praktik. Masalah lainnya terjadi pada evaluasi yang hanya samapai pada pengukuran kemampuan kognitif paling rendah. Pengajaran terpadu tidak mampu diterapkan oleh para pendidik pendidikan jasmani mengaktualisasi konsep pendidikan jasmani yaitu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Aktivitas fisik menurut Atep Afi Hidayat (2011) adalah bergerak dinamis, berolahraga yang teratur. Menurut Wira (2011) aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. (Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI: 2006). Pendidikan jasmani yang baik harus mampu juga dalam meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Seperti gerak kesigapan, kelincahan, ketahanan tubuh, kelentukan akan berdampak pada pembawaan gerak yang bermakna baik secara fisik maupun mental.
A.           Proses Perkembangan Gerak pada Anak
Perkembangan merupakan sebuah proses yang terus menerus yang diulangi dengan masa pembuahan (antara sperma dan ovum) dan berhenti hanya dengan kematian.  Perkembangan meliputi semua aspek dari perilaku manusia, dan sebagai hasil mungkin hanya dipisahkan kedalam beberapa domain, kategori, atau periode usia (Amung Ma’mun & Yudha, 1999). Dukungan pertumbuhan mengenai konsep perkembangan sepanjang hidup (life span) merupakan sesuatu yang sangat berarti. Demikian pula halnya dengan studi keterampilan selama masa remaja atau dewasa menjadi penting sama halnya masa golden old anak-anak. Oleh karena itu perlunya mempelajari gerak manusia selama masa bayi, anak-anak, dan kehidupan selanjutnya merupakan suatu tuntutan.
Perkembangan gerak pada seluruh jenjang usia akan mengalami peningkatan apabila dilakukan melalui proses pembelajaran seperti dalam pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Proses perkembangan ini akan terus berlangsung seiring dengan performa maupun keterampilan dalam aktivitas gerakannya. Keterlibatan berbagai faktor kemampuan gerak dan kemampuan fisik satu sama lain berinteraksi dengan cara yang sangat kompleks.
B.            Perilaku Gerak
Perilaku gerak dapat dibagi menjadi tiga bagian:
1)           Teori Gerak (Motor Control)
Teori gerak adalah studi mengenai faktor-faktor fungsi syaraf yang mempengaruhi gerak manusia. Fungsi syaraf terkait erat dengan sistem syaraf. Sistem syaraf merupakan bagian penting dalam memproduksi gerak manusia, sebab sel-sel syaraf merangsang otot untuk memproduksi gerak manusia yang diinginkan.

2)           Belajar Gerak (Motor Learning)
Belajar gerak merupaka studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan pengalaman individu bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman atau situasi belajar pada gerak manusia. Ada tiga tahap dalam belajar gerak (motor learning) yaitu:
a)      Tahapan verbal kognitif, maksudnya kognitif dan proses membuat keputusan lebih menonjol.
b)      Tahapan gerak memiliki makna sebagai pola gerak yang dikembangkan sebaik mungkin agar peserta didik atau atlet akan lebih terampil.
c)      Tahap otomatisasi artinya memperhalus gerakan agar performa peserta didik atau atlet menjadi lebih padu dalam melakukan gerakannya.
3)           Perkembangan Gerak (Motor Development)
Perkembangan gerak merupakan sebuah bidang studi. Secara pasti apa yang kita pelajari dalam perkembangan gerak sesungguhnya sesuatu yang masih bersifat kontroversi. Kontroversi ini mulai muncul sejak awal tahun 1974 dimana enam orang ahli dalam bidang perkembangan gerak menemui apa yang disebut dengan “menggambarkan fokus penelitian pada perkembangan gerak”. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, kelompok tersebut memunculkan sebuah definisi mengenai perkembangan gerak. Mereka mengatakan bahwa perkembangan gerak sebagai perubahan dalam perilaku gerak yang merefleksikan interaksi dari kematangan organisme dan lingkungannya.
Definisi ini diyakini masih melahirkan dua pandangan yang berbeda dimana yang satu kelompok memandang bahwa perkembangan gerak lebih memperhatikan pada gerak yang dihasilkan (movement product). Kelompok lainnya memandang bahwa perkembangan gerak lebih menekankan pada proses gerak (movement process). Dari berbagai pandangan itu muncullah seorang pakar perkembangan gerak yaitu Keogh yang menjelaskan bahwa perkembangan gerak dapat didefinisakan sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai bayi samapai dewasa, seta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia, kemampuan gerak dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempegaruhi perkembangan gerak dan perkembangan gerak itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia.
C.           Ilmu Fisiologi dalam Perkembangan Fisik Remaja untuk Kebutuhan Gerak
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan kegiatan masalah hidup (organ, jaringan, atau sel) dan fenomena fisik dan kimia yang terlibat di dalamnya. Organ merupakan kumpulan dari jaringan dan jaringan merupakan kumpulan dari sel yang memiliki peranan penting dalam aktivitas fisik. Dimana kumpulan dari organ disebut dengan sistem tubuh yang memiliki fungsi masing-masing. Berikut fungsi dari sel dan jaringan, yaitu:
1)             Memperoleh makanan dan O2 dari lingkungan yang mengelilinginya.
2)             Menjalankan berbagai reaksi kimia yang menggunakan zat gizi dan O2 untuk menghasilkan energi bagi sel.
3)             Mengeluarkan CO2 dan Zat-zat sisa  selama reaksi kimia.
4)             Mensistesis protein dan komponen lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan menjalankan fungsi tertentu sel.
5)             Menjadi sensitif dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
6)             Memindahkan Zat-zat dari salah satu bagian sel ke bagian lain ketika menjalankan aktifitas sel
Fisiologi adalah studi tentang fungsi sel, organ, dan sistem. Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentu. Sistem-sistem tersebut antara lain sistem ekskresi, pernapasan, pencernaan, predaran atau transportasi, reproduksi, otot, saraf, endokrin dan rangka. Gerakan Manusia merupakan hasil dari aktivitas neuromuskuler yang melibatkan sistem otot dan sistem saraf. Oleh karena itu, fisiologi olahraga bertugas mempelajari berbagai sistem-sistem tubuh dan fungsinya.
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis (Sarwono, 1994). Pada mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam  konteks ini, kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “growth spurt” (percepatan pertumbuhan), di mana terjadi perubahan dan percepatan  pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan (Zigler & Stevenson, 1993). Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki. Umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat pada usia 10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12,5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan cepat ini berlangsung selama kira-kira 2 tahun.
Menurut Zingler dan Stevenson (1993), secara garis besar besarnya perubahan-perubahan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual. Berikut ini akan dijelaskan beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja tersebut.
1)      Perubahan dalam Tinggi dan Berat
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah 69 inci, sedangkan tinggi rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak lelaki. Dalam tahun itu, tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci (Zigler & Steveson, 1993).
Ada pun faktor penyebab anak lelaki memiliki rata-rata lebih tinggi dari pada perempuan adalah karena anak lelaki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan. Dengan demikian, mereka mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata anak perempuan pada saat ia memualai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci. Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan anak perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10 inci dan setelah itu pertumbuhan relatif sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-rata pria (Seifert & Hoffnung, 1994).
Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak-anak perempuan (Malina, 1990). Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja, namun lebih mudah dipengaruhi melalui diet, latihan dan gaya hidup umumnya. Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan dibandingkan dengan tinggi.
2)      Perubahan dalam Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional. Perubahan proporsi tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan dan kakinya.
Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama masa remaja, juga terlihat pada perubahan cirri-ciri wajah, di mana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. Di samping itu, dalam perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan otot, sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh. Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi meningkat. Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat dari anak perempuan. Dalam perkembangan fisik anak dipengaruhi oleh sistem neuromuscular, yaitu:
1)      Neuro (saraf)
Saraf berfungsi sebagai penerima rangsang (sensor), penggerak (motoris), persepsi, pengatur dang fungsi psikologis lainnya yang terdiri dari otak, otak kecil, batang otak, sumsung tulang belakang dan serabut saraf yang keluar masuk menuju tempat-tempat tertentu.
Peran saraf dalam aktivitas motorik yaitu untuk mengirim informasi dari satu tempat ke tempat lain dan mengolah informasi tersebut sehingga dapat sesegera mungkin mengadakan reaksi.
2)      Muscular (otot)
Otot  berfungsi sebagai alat penggerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Otot terdiri dari 3 jenis yaitu otot polos, otot jantung dan otot lurik. Dalam aktivitas fisik otot yang berperan penting adalah otot lurik.
Sistem neuromuscular merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena dalam bergerak atau melakukan aktivitas fisik/olahraga diperlukan otot sebagai alat penggerak dan untuk menghasilkan sebuah gerak atau respon dibutuhkan saraf  yang berfungsi sebagai penerima rangsang,dan membawa rangasang sampai pada proses pengolahan rangsang yang diterima hingga menghasilkan respon atau yang sering kita sebut dengan gerak. Hubungan saraf dan otot terhadap penampilan menentukan ketepatan dalam menyampaikan informasi dan kematangan dari saraf dan otot juga akan mempengaruhi kualitas gerak yang dihasilkan.
BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Aktivitas fisik bergerak dinamis, berolahraga yang teratur dan adanya pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Pendidikan jasmani yang baik harus mampu juga dalam meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Teori gerak adalah studi mengenai faktor-faktor fungsi syaraf yang mempengaruhi gerak manusia. Fungsi syaraf terkait erat dengan sistem syaraf. Sistem syaraf merupakan bagian penting dalam memproduksi gerak manusia, sebab sel-sel syaraf merangsang otot untuk memproduksi gerak manusia yang diinginkan. Sistem neuromuscular merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena dalam bergerak atau melakukan aktivitas fisik/olahraga diperlukan otot sebagai alat penggerak dan untuk menghasilkan sebuah gerak atau respon dibutuhkan saraf  yang berfungsi sebagai penerima rangsang,dan membawa rangasang sampai pada proses pengolahan rangsang yang diterima hingga menghasilkan respon atau yang sering kita sebut dengan gerak. Hubungan saraf dan otot terhadap penampilan menentukan ketepatan dalam menyampaikan informasi dan kematangan dari saraf dan otot juga akan mempengaruhi kualitas gerak yang dihasilkan.



DAFTAR ISI
Amung Ma’mun & Yudha M. Saputra, (1999). Perkembangan gerak dan belajar gerak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Atep Afi Hidayat. (2011). “Aktivitas Fisik Teratur dan Manfaatnya”. Diambil pada tanggal 12 Oktober 2011, dari http://www.pantonanews.com/berita-293-aktivitas-fisik-teratur-dan-manfaatnya.html
Sarwono, Sarlito Wirawan, (1994). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J., (1994). Child and Adolescent Development. Boston: Houghton Mifflin Company.
Wira. (2011). “Pentingnya Aktivitas Fisik”. Diambil pada tanggal 12 Oktober 2011, dari http://wirainside.blogspot.com/2011/03/pentingnya-aktivitas-fisik.html
Zigler, Edward F., & Stevenson, Matia Finn, 1993. Children in a Changing World: Development and Social Issues. California: Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove.

No comments:

Post a Comment