Monday, May 25, 2015

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik

Oleh: Nanda Sulistiyo

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pertumuhan dan perkembangan berlangsung mulai dari dalam kandungan sejak terjadi pembuahan. Pola perkembangan gerak meliputi empat tahap, yaitu pertumbuhan, perkembangan, kematangan, dan penuaan. Pertumbuhan bersifat kuantitatif, sedangkan perkembangan bersifat kualitatif. Pertumbuhan merupakan peningkatan dalam ukuran seperti peningkatan tinggi badan dan penambahan berat badan. Perkembangan merupakan proses perubahan fungsi fisiologis yang semakin terorganisasi.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pola perkembanagn motorik dapat diprediksikan. Pengetahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik diperlukan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap hal-hal yang merugikan proses perkembangan motorik maupun perlakuan yang dapat mendukung perkembangan motorik.   
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah yang memerlukan pembahasan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik.
C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik.
2.      Mendeskripsikan penyebab keterlambatan perkembangan motorik.
3.      Menganalisis hubungan antara faktor biologi dengan psikologi terhadap perkembangan motorik. 


D.    Manfaat Penulisan
Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkemabangan motorik.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Faktor yang Berasal dari Individu
1.      Arah perkembangan
Pada masa awal kelahiran, kepala menyusun bagian yang luar biasa besar dari seluruh tubuh, yaitu 1 : 4. Pada masa selanjutnya proporsi tubuh berubah, dan mengikuti dua pola, yakni pola cephalocaudal dan pola proximodistal.
a.      Chepalocaudal
Pola cephalocaudal merupakan rangkaian dimana pertumbuhan tercepat selalu terjadi di kepala. Pertumbuhan fisik dalam ukuran, berat badan dan perbedaan ciri fisik secara bertahap bekerja dari atas ke bawah. Perkembangan sensoris dan motorik juga biasanya berproses menurut prinsip cephalocaudal. Sebagai contoh, bayi lebih dahulu dapat melihat obyek sebelum dapat mengendalikan tubuh mereka. Bayi juga terlebih dahulu dapat menggunakan tangannya, sebelum dapat merangkak atau berjalan.
b.      Proximodistal
Pola proximodistal merupakan rangkaian pertumbuhan yang dimulai dari pusat tubuh dan bergerak ke arah tangan dan kaki. Contohnya kendali otot tubuh dan lengan lebih dulu matang sebelum kendali tangan dan jari. Lebih jauh lagi, bayi menggunakan seluruh tangannya sebagai kesatuan sebelum mereka dapat mengontrol beberapa jari mereka.
2.      Tingkat pertumbuhan
Gangguan ringan yang terjadi pada bayi usia 0-2 tahun tidak akan mengganggu perkembangan motorik secara permanen apabila didukung asupan gizi yang cukup. Contoh kasus adalah bayi lahir dengan berat 3 ons karena dalam kandungan kekurangan gizi, setelah diberikan asupan gizi cukup dalam beberapa waktu dapat mengejar tingkat pertumbuhan normal seusianya. Kecuali, bayi lahir dengan berat 3 ons karena dalam kandungan kekurangan gizi, dua tahun pertama mengalami kekurangan asupan gizi, maka anak tidak dapat mengejar tingkat pertumbuhan normal seusianya.
3.      Hubungan timbal-balik
Menurut Arnold Gesell (1954) perkembangan merupakan suatu proses kematangan atau fisiologi. Apabila kematangan fisiologi tidak dicapai, apa saja yang dilakukan tidak akan berhasil. Proses cepat atau lambat kematangan sistem syaraf dan otot dipengaruhi oleh gen.
4.      Kesiapan
Kesiapan untuk belajar tergantung pada konvergensi dari faktor biologis, lingkungan, dan fisik. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan. Kesiapan anak untuk dapat berjalan didukung oleh kematangan fisiologis, kekuatan anatomis, dan bantuan orang tua dalam mengajarkan anak untuk berjalan.
B.     Faktor yang Berasal dari Lingkungan
1.      Ikatan antara orang tua dan anak
Hubungan timbal-balik antara orang tua dan anak mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan motorik.
2.      Stimulasi pengalaman
Kekurangan pengalaman maupun stimulasi akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Kuncinya adalah memilih waktu yang tepat, dimana seseorang sudah “matang” untuk belajar kemudian diberikan serangkaian pengalaman gerakan mendidik dan efektif.
3.      Perangai/emosional
Temperamen seseorang mempengaruhi pola interaksi dengan orang lain, kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkan adalah dapat terjadi peningkatan atau hambatan perkembangan.



C.    Faktor yang Berasal dari Penugasan Fisik
1.      Kelahiran prematur
Prematuritas menempatkan bayi pada posisi penuh resiko dalam perkembangan motorik. Dua macam prematuritas:
a.       Lahir dengan berat badan di bawah normal
Bayi lahir setelah dalam masa kandungan 40≥37 minggu dan memiliki berat badan <3,3 gr. Dampak pada perkembangan motorik adalah terjadi hambatan perkembangan motorik selama dalam kandungan.
b.      Lahir sebelum waktunya
Bayi lahir setelah dalam masa kandungan <37 minggu. Dampak pada perkembangan motorik adalah cenderung memiliki kesulitan belajar yang lebih, bahasa, kekurangan interaksi sosial, dan masalah koordinasi motorik.
2.      Gangguan pola makan
Gangguan pola makan berdampak secara langsung terhadap aspek fisiologis kemudian mempengaruhi aspek psikologis dan fisik. Menurut Gallahu & Ozmun (1998: 63-67) terdapat empat macam gangguan makan sebagai berikut.
a.       Obesitas
Obesitas merupakan kelebihan berat badan akibat penimbunan lemak berlebih. Penyebab obesitas adalah faktor gen dan pola asupan makan tidak seimbang. Asupan kalori yang sesuai dengan kalori yang akan digunakan tubuh akan mengurangi resiko terjadi obesitas, selain itu olahraga sangat diperlukan untuk menjaga kinerja sistem fisiologis dalam mengolah asupan makanan dalam tubuh. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh obesitas ialah gangguan metabolisme, peredaran darah, dan pernapasan sehingga menimbulkan peningkatan kolestrol, darah tinggi, dan peningkatan gula darah.

b.      Gangguan “Binge Eating
Orang yang mengalami gangguan Binge Eating (pesta makan) ditandai dengan makan dalam jangka waktu dua jam, setidaknya dua hari per minggu selama paling sedikit enam bulan. Ciri-ciri perilaku penderita gangguan Binge Eating adalah makan dengan jumlah besar ketika merasa tidak lapar, makan lebih banyak daripada biasanya, makan sampai merasa perut sudah terisi penuh,  menyendiri ketika makan karena merasa malu diketahui orang lain, dan merasa bersalah setelah makan. Namun, penderita gangguan ini tidak melakukan purging atau olahraga berlebih untuk mengurangi energi yang telah dkonsumsi.
c.       Anorexia Nervosa
Penolakan makan karena rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan. Anorexia Nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, fisiologikal. Penderita Anorexia Nervosa dideteksi mengalami peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT sehingga terjadi disfungsi hati akut pada tingkat lanjut.
d.      Bulimia Nervosa
Bulimia Nervosa merupakan kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus menerus. Beberapa penderita Bulimia Nervosa mengkonsumsi obat pencahar setelah makan berlebihan supaya terjadi pembalikan makanan (muntah).
3.      Tingkat kebugaran
a.       Kebugaran berkaitan dengan penampilan seseorang
Kebugaran yang maksimal akan mendukung perkembangan dan penampilan motorik.
b.      Keseimbangan
Semua gerakan didukung oleh hukum dasar gerak mekanika. Prinsip keseimbangan adalah pusat gravitasi, garis gravitasi, dan dasar dukungan.
c.       Memberikan gaya dan menerima gaya
Gaya adalah uapay yang diberikan massa yang satu dengan yang lainnya. Hasil dari gaya berupa gerakan, penghentian gerak, dan perlawanan gerak. Anggota tubuh manusia manusia menghasilkan gaya yang diproduksi oleh otot, gaya yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi dan massa tubuh, dan momentum. Setiap tindakan ada reaksi dan perlawanan.
  
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek dari proses perkembangan secara total. Perkembangan motorik berkaitan dengan ranah kognitif dan afektif manusia. Proses perkembangan motorik dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor biologi, lingkungan, fisik, dan pengalaman.
B.     Saran
Pendidikan lebih baik disesuaikan dengan tahapan perkembangan motorik agar efektif dan efisien.



DAFTAR PUSTAKA

Gallahue, David L. & Ozmun, John C. (1998). Understanding motor development infants, children, adolescents, adult 4th ed. Singapore: Mc Graw Hill.

No comments:

Post a Comment