Monday, May 25, 2015

Pengukuran Perkembangan Gerak



Oleh: Nanda Sulistiyo
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai orang tua akan menantikan dan memperhatikan perkembangan anaknya seperti belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai perkembangan lainnya. Sebagai contoh, bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama usianya, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.
Seorang anak yang mengalami pertumbuhan, sistem sarafnya menjadi lebih matang. Oleh karena itu anak menjadi lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Seiring dengan pertumbuhan anak akan terjadi perkembangan motoriknya juga. Anak akan memiliki keterampilan motorik kasar dan motorik halus yang akan dikembangkan. Keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi.  Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan. Keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan penangkapan.
Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan. Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara merangkak. Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan tangan berkembang sebelum mereka di jari dan. Anak-anak belajar bagaimana melakukan keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka belajar untuk melakukan keterampilan motorik seperti menggambar.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  PENGUKURAN PENAMPILAN MOTORIK
Berbagai cara dapat dilakukan dalam mengukur penampilan keterampilan gerak, tetapi pada dasarnya terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu; response outcome measures (mengukur indikasi produk atau hasil dari penampilan motorik), dan respons production measures (mengukur karakteristik) (Wengayo, 2010). Pengukuran ini menginformasikan tentang sistem syaraf berfungsi dan otot beroperasi atau bagaimana anggota badan, dan persendian beraksi sebelum, saat, dan setelah gerakan. Dua kategori tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut:
Kategori contoh pengukuran dan contoh penampilan
1.        Performance outcome measures
Waktu Reaksi, Kesalahan gerak, Keberhasilan gerak, Jarak, Waktu bergerak saat mendengar suara, Seberapa jauh jarak antara tubuh dengan obyek, Kemampuan mengenai target saat menendang, Ketinggian lompatan
2.        Performance product measures
Penempatan, Kecepatan, Electroencephalogram, Jarak gerak tubuh untuk memperoleh hasil, Kecepatan tubuh bergerak, Karakteristik tanggapan, Waktu Reaksi (reaction time), Seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk memulai suatu gerak disebut sebagai waktu reaksi (reaction time). Waktu reaksi bukanlah waktu yang digunakan seseorang dalam bergerak melainkan sejenak sebelum gerak itu sendiri dimulai. Waktu reaksi dimulai ketika menerima isyarat (berupa kata-kata, suara, cahaya, dll), kemudian diterima oleh alat sensori, dan direspon dalam berbagai tindakan yang diperlukan.
Ada tiga tipe situasi waktu reaksi, yaitu:
1.        Waktu reaksi sederhana (simple RT), yaitu jika hanya terdapat satu isyarat dan diperlukan satu respon sederhana.
2.        Waktu reaksi pilihan (choice RT), yaitu jika terdapat lebih dari satu isyarat rangsang, dan masing-masing isyarat tersebut memerlukan tanggapan yang khusus
3.        Waktu reaksi diskriminasi (diskrimination RT), yaitu jika terdapat lebih dari satu isyarat rangsang, tetapi tanggapan hanya satu saja. Waktu Pergerakan dan Waktu Reaksi (Movement Time and Reaction Time)

Waktu bergerak merupakan pengukuran waktu yang hampir serupa dengan pengukuran waktu reaksi. Yang membedakan adalah dimulai ketika waktu reaksi telah berakhir dan berakhir setelah pergerakan selesai dilakukan. Jumlah dari kedua waktu adalah merupakan waktu tanggapan (respons time).

Dari uraian di atas adalah nyata bahwa ada perbedan dan harus dibedakan anatara reaction time, movement time, dan respons time, mengingat implikasinya dalam pembelajaran penguasaan keterampilan gerak.
Pengukuran Kesalahan (Error Measurement), dibuat sebagai hasil dari sebuah pergerakan merupakan hal penting dalam upaya penelitian pembelajaran gerak. Salah satu hasil data dari pengukuran ini adalah ketepatan gerak seseorang dalam penggunaan waktu/tempo dan ruang. Contoh pengukuran ini dapat tergambar jelas pada pengukuran technical skill pada cabang aerobic gymnastics.
Pelaporan hasil dari pengukuran ini dapat berupa tabel yang mencatat beberapa kali percobaan pergerakan dan seberapa akurat pergerakan yang dilakukan baik secara spatial maupun temporal. Dari catatan tersebut dapat dapat diolah dan dimaknai seberapa bagus kualitas keterampilan yang dilkaukan.
                                            
a.         Hubungan antara Pengukuran Kesalahan dan Pembelajaran Keterampilan
Sebagai guru jika melihat kesalahan pada pembelajar, yang harus dilakukan adalah menganalisa jenis kesalahan apakah yang terjadi, kemudian mencari apa penyebabnya , kemudian berdasarkan data pengukuran dapat ditentukan rencan langkah perbaikan untuk mengatasi perbedaan tersebut. Pengukuran pada keterampilan yang bersifat kontinyu menghasilkan penelusuran kesalahan penampilan (tracking performance error).

b.      Pengukuran Kinematis (Kinematic Measure)
Terminologi kinematik adalah diskripsi gerak tanpa memerlukan tenaga maupun masa. Pengukuran kinematis berguna pada peningkatan akuisisi perlengkapan yang disediakan untuk menganalisa pergerakan kinematis yang akan diukur. Komponen kinematis yang dapat diukur adalah kecepatan, percepatan, kecepatan linier, kecepatan anguler, dll. Selain pengukuran di atas dalam pembelajaran juga penting untuk dilakukan adalah pengukuran dengan menggunakan alat elektik yaitu electromyography (EMG). Alat ini mengukur masing-masing kwalitas gerak yang dilakukan oleh masing-masing otot. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah pengukuran ketepatan terhadap sasaran dengan pergerakan subyek yang cepat. Panduan untuk Pengukuran Penampilan Pilihan Terdapat empat kriteria besar dalam Pengukuran, yaitu:
1. Obyektivitas
2. Reliabilitas
3. Validitas
4. Novelitas

B.  PENILAIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indikator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau secara berkala (Nurwindia, 2009). Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, antara lain bayi prematur, berat lahir rendah, bayi dengan riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus, gemelli, dll. Dokter anak sedikitnya harus menguasai skrining perkembangan dengan metode Denver II.
a.      Langkah Persiapan
1.      Formulir Denver II
2.      Benang
3.      Kismis
4.      Kerincingan dengan gagang yang kecil
5.      Balok-balok berwarna dengan luas 10 inci
6.      Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci
7.      Bel kecil
8.      Bola tennis
9.      Pinsil merah
10.  Boneka kecil dengan botol susu
11.  Cangkir plastik dengan gagang/pegangan
12.  Kertas kosong

b.      Langkah Pelaksanaan
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur
1.      Personal Social ( sosial personal )
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan perorangan.
2.      Fine Motor Adaptive ( motorik halus adaptif )
Koordinasi mata – tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil.
3.      Language ( bahasa )
Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
4.      Gross Motor ( motorik kasar )
Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar.

c.       Pencatatan Hasil
1.      Koreksi faktor prematuritas. Tarik garis umur dari garis paling atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur.
2.      Semua uji coba untuk setiap sektor dimulai dengan uji coba yang terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai kanan garis umur.
3.      Pada setiap sektor dilakukan minimal 3 uji coba terdekat di sebelah kiri garis umur serta tiap uji coba yang dilalui garis umur.
4.      Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah 3( “gagal”; “menolak”; “tidak ada kesempatan” ), lakukan ujicoba tambahan ke sebelah kiri pada sektor yang sama sampai anak dapat melewati 3 uji coba.

d.      Skor Penilaian
Skor dari tiap uji coba ditulis pada kotak segi empat. Uji coba dekat tanda garis 50%.
·         P: Pass/Lewat. Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak memberi laporan (tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).
·         F: Fail/Gagal. Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu/pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik.
·         No: No Opportunity/tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda R.
·         R: Refusal/Menolak. Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan, atau menanyakan kepada anak apakah ia dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu/pengasuh anak tidak di skor sebagai penolakan).

e.       Interprestasi Penilaian Individual
1.      Lebih (Advanced)
Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di sebelah kanan garis umur, maka dinyatakan bahwa perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.
2.      Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba di sebelah kanan garis umur.
3.      Peringatan (Caution)
Bila seorang anak gagal atu menolak uji coba yang dilalui garis umur terletak pada atau antara persentil ke-75 dan 90.
4.      Keterlambatan (Delay)
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba yang seluruhnya terletak di sebelah kiri garis umur.
5.      Tidak ada kesempatan (No Opportunity)
Uji coba yang dilaporkan orangtua.

f.       Intervensi Denver II
1.      Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
2.      Suspek
Bila didapatkan ≥ 2 peringatan dan / atau ≥ 1 keterlambatan. Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.
3.      Tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba yang terletak di sebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75 – 90 %.
4.      Uji ulang dalam 1 – 2minggu
Bila pada uji ulang didapatkan hasil yang mencurigakan atau tidak dapat diuji, maka pikirkan untuk merujuk anak tersebut.
g.      Contoh Pelaksanaan Test Denver II
SEKTOR
RESPON ANAK
KESIMPULAN
Personal Sosial
  Anak dapat mengambil makanan  sendiri
  Anak dapat menggosok gigi sendiri
  Anak dapat berpakaian sendiri
Anak dalam batas normal dan tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan personal sosial
Motorik Halus
  Anak dapat mencontoh menggambar kotak
  Anak belum bisa menggambar orang dengan 5 bagian
  Anak dapat mencontoh kotak ditunjukkan
  Anak dapat memilih mana garis yang lebih panjang
  Anak dapat membuat tanda tambah (+)
Anak dalam batas normal dan  tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus
Bahasa
  Anak dapat mengartikan 7 kata
  Anak belum bisa menyebutkan 2 kata yang berlawanan
  Anak dapat menghitung khusus
( 1 – 10 )
  Anak dapat meneyebutkan 3 kata – kata sifat
  Anak dapat mengartikan 5 kata
Anak dalam batas normal dan tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya
Motorik Kasar
  Anak dapat berdiri dengan 1 kaki selama 6 detik
  Anak dapat berjalan dengan kaki menjinjit
  Anak dapat berdiri dengan 1 kaki selama 5 detik
Anak dalam batas normal dan tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar














BAB III
KESIMPULAN
Suatu hal penting dalam pemahaman belajar gerak adalah pengukuran tentang penampilan gerak. Seluruh konsep memperkenalkan tes didasarkan pada penelitian di mana peneliti mengamati dan mengukur penampilan gerak. Mengukur penampilan gerak penting untuk dilakukan sebagai penilaian atas defisiensi gerak, seperti halnya untuk penilaian prestasi siswa atau pasien (terapi) yang mengalami kemajuan dalam proses penyembuhan. Di dalam konsep ini, pengukuran dipusatkan pada berbagai cara untuk dapat melakukan penelitian dan penerapannya. Ada dua kategori pengukuran penampilan gerak:
1.      Performance outcome measures meliputi ukuran waktu, kesalahan dan besarnya suatu respon. Yang dibahas yaitu waktu untuk bereaksi, waktu pergerakan dan berbagai mengukur kesalahan lebih luas karena termasuk kebiasaan dalam riset belajar gerak.
2.      Performance production measures, meliputi kinematic, kinetik, EMG, dan EEG ukuran, yag menguraikan karakteristik organ tubuh, sendi tulang, otot, dan aktivitas otak selama pergerakan. Yang akhirnya, kita membahas kontoroversi yang berkelanjutan mengenai penilaian karakteristik koordinasi gerakan yang kompleks.










DAFTAR PUSTAKA
Nurwindia, (2009). “Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak”. Diambil pada tanggal 22 Maret 2012, dari http://nurwindia.wordpress.com/2009/01/17/penilaian-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak/
Wengayo, (2010). “Pengukuran penampilan motorik”. Diambil pada tanggal 16 Maret 2012, dari http://wengayo.blogspot.com/2010/06/pengukuran-penampilan-motorik

No comments:

Post a Comment