Oleh:
Nanda Sulistiyo, S.Pd.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permainan bolavoli pada dasarnya merupakan permainan yang menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi di waktu jenuh setelah melakukan aktivitas. Perkembangan bolavoli sangat cepat seiring dengan perkembangan olahraga sehingga bolavoli tidak hanya untuk rekreasi dan untuk mengisi waktu luang tetapi berkembang sebagai suatu profesi dan menuntut prestasi tinggi.
Menurut Sugiono, (1996: 42) Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh enam orang setiap team. Permainan ini akan berjalan dengan baik apabila setiap pemain minimal telah menguasai teknik dasar bermain bolavoli.
Dalam peraturan permainan bolavoli, bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua team dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis/ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu. Namun pada hakikatnya permainan bolavoli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan bolavoli adalah permainan yang dimainkan oleh enam orang tiap team dan dilakukan di lapangan yang bentuknya persegi panjang, ditengahnya dibatasi net yang fungsinya untuk memisahkan pemain antar team. Teknik dasar sangat besar pengaruhnya terhadap permainan ini, baik dan jeleknya permainan tergantung penguasaan teknik dasar pemain dan penegakan peraturan permainan oleh wasit.
Salah satu teknik yang sangat penting dalam permainan bola voli adalah smash. Smash merupakan teknik yang memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan angka dibandingkan teknik lainnya. Selain itu, smash merupakan teknik yang lebih disukai atlet ataupun penonton saat menyaksikan pertandingan bola voli.
Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan tenaga penuh, biasanya meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan lawan(Robinson 1993: 93). Teknik smash digunakan untuk mematikan atau merusak permainan lawan. Teknik smash adalah teknik paling sulit dan memiliki gerakan yang komplek sehingga teknik smash harus dilatihkan pada atlet sejak dini karena padausia dini merupakan tahap yang rentan dengan kesalahan gerak. Bimbingan dari pelatih secara baik harus dilakukan untuk mengoptimalkan teknik atlet. Atlet yang telah lama terbiasa dengan gerakan smash yang salah akan sulit diperbaiki dandapat menghambat pencapaian prestasi maksimal.
Berbagai anggapan yang paling penting dalam pelaksanaan smash adalah menghasilkan angka atau tidak. Penggunaan teknik dengan benar merupakan proses penting dalam pelaksanaan smash karena secara biomekanika gerakan lebih efektif, efisien dan amansehingga lebih mudah dalam memukul bola. Dari pengamatan bagaimana pelatih melakukan penilaian kemampuan smash kepada anak latihnya masih ditemukan penilaian teknik smash yang berbeda dari masing-masing pelatih.
Pelatih selain memiliki kemampuan bagusdalam teknik dan strategi juga harus mampu dalam mengevaluasi keterampilan. Penilaian teknik smash melalui evaluasi dari pelatih diharapkan dapat membantuatlet dalam memperbaiki teknik gerak yang salah. Mengubah atau memperbaiki teknik atlet yang sebelumnya berlatih teknik yang salah merupakan salah satu daritantangan tersulit yang dihadapi pelatih. Pelatih harus mampu mengoreksiketerampilan atlet melalui pengamatan secara langsung. Pentingnya kemampuananalisis bagi pelatih untuk mengetahui setiap tujuan gerak sehingga hasil gerak teknik smash secara efektif, efisien dan aman dapat tercapai.
Latihan fisik yang diberikan kepada atlet juga lebih mengarah untuk meningkatan kualitas teknik smash terutama peningkatan kekuatan otot perut, power tungkai dan lengan. Minat atlet untuk berlatih smash sangat tinggi karena menurut atlet teknik smash menjadi awal ketertarikan terhadap olahraga bola voli. Atlet berpendapat smash yang bagus adalah smash dengan pukulan kerasdan tajam. Kecenderungan memukul bola dengan keras dan tajam menyebabkan atlet kurang memperhatikan gerakan smash yang efektif, efisien dan aman sehingga dikawatirkan sulit untuk mencapai prestasi maksimal. Untuk membenahi kesalahan gerak smash pelatih harus mengevaluasi setiap tahapan gerakan teknik smash.
B. Rumusan masalah
Dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana analisis teknik smash atlet bola voli?”
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Hakikat Smash
Smash
adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan
kekuatan besar, biasanya meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan
lawan (Robinson1997: 13). Smash
merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan
yangkompleks yang terdiri dari: Langkah awal, tolakan untuk meloncat,
memukul bola saat melayang di udara dan saat mendarat kembali
setelah memukul bola (Yunus, 1992: 101). Hal itu dapat dilihat dari
kerasnya bola yang dihasilkan bahwa teknik smash
datangnya bola lebih keras dan menyulitkan bagi penerima
bola. Kinda S. Asher (1997: 77) menyatakan“a spike in
volleyball is the act of hitting a set ball from above the level of the net
into theopponent’s court”(Spike atau smash
dalam bola voli adalah tindakan memukul bola dari
sebuah bola umpan di atas permukaan net masuk ke dalamlapangan lawan).
Smash
merupakan teknik serangan yang bertujuan agar bola
dapatmendarat di area lawan, tanpa bisa di block (ditahan).
Dalam teknik smash ini, seorang smasher (penyerang)
harus memperhatikan empat langkah dasar dalam melakukan smash,
yaitu awalan (approach), lompatan, ayunan pukulan pada bola di
udara, dan posisi mendarat (Yunus 1992: 153).Menurut Beutelstahl (1978: 35)
smasher dapat
menyerang denganefektif apabila memperhatikan faktor-faktor, yaitu;
1.
Kualitas
pemberian bola.
2.
Block pihak
oposisi (lawan).
3.
Posisi pertahanan dari
pihak lawan.
4.
Kemampuan teknik pihak smasher.
5.
Kondisi regunya dan
regu lawan.
B.
Teknik Smash Bolavoli
Beutelstahl
(1989: 23) membagi tahap melakukan smash menjadi
4tahap, yaitu; 1. Tahap pertama: Run
up (lari
menghampiri), 2. Tahap kedua: Take
of (lepas landas), 3. Tahap ketiga: Hit (memukul
bola saat melayang diudara), 4. Tahap keempat: Landing (mendarat).
Menurut Yunus (1992: 112-115) tahap-tahap smash,
yaitu:
1.
Tahap Awalan
Awalan
tergantung dari lintasan bola umpan, kira-kira 2,5 sampai 4 meter dari jatuhnya
bola. Langkah terakhir paling menentukan pada waktu mulai meloncat sehingga
smasher harus
memperhatikan baik- baik posisi kaki yang akan meloncat dan
berada di tanah lebih dahulu,kaki lain menyusul di sebelahnya. Arah yang
diambil harus diatur sedemikian rupa, sehingga atlet akan berada di
belakang bola padasaat akan meloncat. Tubuh saat itu berada pada posisi
menghadap net.Kedua lengan yang menjulur ke depan diayunkan ke belakang dan
keatas sesudah langkah pertama, kemudian diayunkan ke depanehingga pada saat
meloncat kedua lengan itu tergantung ke bawah didepan tubuh atlet.
2.
Tahap Meloncat
Untuk
memukul right hand langkahkan
kaki kiri ke depan denganlangkah biasa kemudian diikuti kaki kanan yang
panjang, diikutidengan segera oleh kaki kiri yang diletakkan samping kaki kanan
(untuk pemukul left hand sebaliknya).
Langkah pada waktu meloncat harus berlangsung dengan lancar tanpa
terputus-putus. Pada waktu meloncat kedua lengan yang menjulur digerakkan ke
atas. Tubuh diteruskan, kaki yang digunakan untuk meloncat yang memberikan kekuatan
pada saat meloncat. Lengan yang dipakai untuk memukulserta sisi badan diputar
sedikit sehingga menjauhi bola, punggung agak membungkuk dan lengan yang lain
tetap dipertahankan setinggi kepala yang berguna untuk mengatur keseimbangan
secara keseluruhan.
Pada
tahap tolakan ini, kaki berikutnya dilangkahkan hingga kedua telapak kaki
hampir sejajar dan salah satu kaki agak ke depan sedikit untuk mengerem gerak
ke depan, dan sebagai persiapan meloncat ke arah vertikal. Kedua lengan diayun
ke belakang atas sebatas kemampuan berupa gerak rotasi bahu. Bersamaan dengan gerakan
ini, kaki ditekuk sehingga lutut membentuk sudut kurang lebih 110º yang
merupakan sudut yang efektif untuk menolak
karena dengan sudut tarikan otot yang besar akan
menghasilkangaya besar, terlebih karena sudut ini bekerja pada sendi lutut yang
mempunyai sistem katrol anatomik pada sendi lutut yang bersifat ellipsoidea
rangkap (sendi bujur telur). Setelah itu badan siap untuk meloncat dengan berat
badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang depan. Gerakan ini merupakan gerak
fleksi tungkai bawah (flexi genu) yang melibatkan
otot hamstring dan gerak dorsoflexi yang melibatkan
otot tibialis anterio untuk persiapan menolak.
Tahap
menolak secara kontinu dilanjutkan gerakan meloncat dengan tumit dan jari kaki
menghentak tanah. Gerakan ini merupakan gerak ekstensi tungkai
bawah (ekstensi genu) yang melibatkan otot quadricep feimoris
dan gerakan plantarflexi yang melibatkan
otot gastrocnemius. Sambil meloncat kedua
lengan diayunkan ke depan atas yang merupakan gerak rotasi bahu ke
atas (anteflexi) pada sendi bahu yang bersifatgloboidea (sendi
peluru) dengan melibatkan otot deltoideus,
otot pectoralis major, otot biceps brachii,
dan otot coracobrachialis. Sesaat setelah meloncat ketika tubuh
melayang di udara posisi togok membusur ke belakang, yang merupakan gerak
hiperekstensi togok (kayang). Telapak kaki, pergelangan kaki, panggul, dan
togok digerakkan serasi untuk memperoleh rangkaian gerak yang sempurna agar
terwujud gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
3.
Tahap saat Memukul Bola
Dalam
gerakan memukul dapat disesuaikan dengan jenis smash
yang ada.
Gerakan memukul hasilnya akan lebih baik apabila menggunakan lecutan tangan,
lengan dan membungkukkan badan.
Keterampilan
ini merupakan kerja koordinasi mata tangan dalam upaya menepatkan saat yang
tepat dari jangkauan lompatan yang tertinggi dengan keberadaan bola yang jatuh.
Dalam fase ini kerja otot-otot perut dan punggung sangatlan dominan
Ketika
tubuh melayang di udara, jarak bola di depan atas sejangkauan lengan pemukul.
Segera lengan dilecutkan ke belakang kepala dan dengan cepat lecutkan lengan ke
depan sejauh jangkauan atau raihan legan terpanjang dan tertinggi. Bola dipukul
secepat dan setinggi mungkin dengan perkenaan bola dan telapak tangan tepat
pada bagian tengah atas bola. Pergelangan tangan aktif menghentak ke depan
dengan telapak tangan dan jari menutup bola yang merupakan gerak fleksi
pergelangan tangan dengan melibatkan otot flexor carpi radialis dan
otot flexor pollicis longus pada sendi pergelngan tangan yang
bersifat ellipsoidea (sendi bujur telur). Setelah perkenaan
dengan bola, lengan pemukul membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan
(gerak retrofleksi) yang melibatkan otot deltoideus, otot pectoralis
major,dan otot lactisimus dorsi, dengan diikuti gerak tubuh
membungkuk (gerak fleksi togok) yang melibatkan ototabdominis dan
otot pectineus. Gerakn lecutan lengan, telapak tangan, togok,
tangan yang tidak memukul, dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga
keseimbangan saat berada di udara. Pukulan yang benar akan menghasilkan
jalannya bola yang keras dan cepat menurun ke tanah dengan putaran yang cepat
ke arah depan (top spin).
Pukulan
menjadi penting juga untuk menunjukkan pukulan yang terkuat. Dengan kuatnya
pukulan memberikan peluang untuk mendapatkan poin. Saat memukul, otot yang
terlibat langsung adalah kelompok bahu seperti deltoid, travezeus dan triceps
serta otot lengan bagian bawah.
4.
Tahap Mendarat
Cara
mendarat dalam setiap smash sama,
yaitu pada saat tubuh bagian atas membungkuk ke depan, kaki diarahkan ke depan
untuk mempertahankan keseimbangan. Atlet mendarat pada kedua kakinya dengan
sedikit ditekuk.
Dalam
fase pendaratan, otot-otot tungkai menjadi domonan pula dalam menahan berat
badan. Gerakan selanjutnya setelah memukul bola di atas net adalah
mendarat dengan kedua kaki mengeper dengan menekuk lutut (gerak fleksi tungkai
bawah) yang lentur untuk meredam perkenaan kaki dengan tanah. Pendaratan
dilekukan dengan jari-jari kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan
condong ke depan dengan memperlambat gerakan. Perlambatan gerakan dilakukan
untuk memperkecil momentum hingga menjadi nol (berhenti bergerak) untuk
mencegah cedera dalam bentuk kerusakan sendi.
Kunci-kunci
gerak dasar smash menurut
Greg Bach (2009: 148-150) adalah:
1.
Pemain menghadap net dengan sudut sekitar 45º, kaki
kiri melangkah pendek, lengan lurus berada di sisi badan sedikit mengayun
ke depan.
2.
Langkah yang kedua menggunakan kaki kanan, langkah
lebih panjangdari pada langkah awal.
3.
Selanjutnya melangkahkan kaki kiri kemudian yang
terakhir langkah panjang dengan kaki kanan.
Mengirimkan momentum dari tumit untuk melompat ke udara.
Lengan mengayun kebelakang saat kaki kiri menapak.
4.
Dengan segera menggerakkan tangannya ke atas kepala saat melompat.
5.
Setelah kedua tangan di atas kepala siku sedikit di
atas telinga. Telapak tangan mengadap ke atas langit-langit sebelum
memukul.
6.
Perkenaan bola pada titik tertinggi, selama ayunan
siku tetap di atas bahu.
7.
Perkenanaan telapak tangan pada bagian
belakang bola, lengan secara penuh dijulurkan.
8.
Lengan mengayun ke bawah untuk menambah kekuatan.
9.
Menggerakkan pergelangan tangan untuk membuat
putaran pada bola,untuk membantu mendorong turun ke lantai.
10.
Mendarat dengan kedua kaki, posisi kedua kaki selebar bahu.
C.
Kisi-Kisi Analisa
Teknik Smash
|
Indikator
|
Penilaian
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tahap Awal
|
a.
Badan condong ke depan, kedua tangan
rileks disamping badan
|
||||
b.
Langkah awalan pendek-pendek, tangan
di samping badan, langkah terakhir panjang
|
|||||
c.
Sewaktu akan melompat, tangan berada
di belakang badan (siap mengayun)
|
|||||
d.
Tangan mengayun lurus siku tidak
ditekuk
|
|||||
e.
Badan diarahkan menghadap ke arah bola
yang akan dipukul dan tangan terayun sejajar dengan garis lurus badan
|
|||||
f.
Posisi badan waktu meloncat tegak
lurus, ayunan lengan dibawa ke atas
|
|||||
g.
Saat meloncat bola berada di atas
depan kepala
|
|||||
Tahap
Pelaksanaan
|
a.
Sebelum menyentuh bola lengan lurus
dan dekat dengan telinga, dipertahankan sampai saat menyentuh bola harus
lurus
|
||||
b.
Togok tetap lurus, kedua kaki
menggantung rileks
|
|||||
c.
Telapak tangan terbuka menghadap bola,
jari jemari sedikit terbuka
|
|||||
d. Smasher menggunakan
lecutan tangan dan pergelangan tangan
|
|||||
e.
Perkenaan pukulan pada raihan
tertinggi. Pukulan diikuti gerak togok ke depan bawah
|
|||||
f.
Rangkaian gerakan dilakukan secara
kontinyu tidak putus-putus
|
|||||
Tahap Akhir
|
a.
Mendarat dengan togok lurus
|
||||
b.
Posisi tangan rileks berada di samping
badan
|
|||||
c.
Atlet mendarat dengan kedua kakinya,
jarak antara kaki kanan dan kiri selebar bahu
|
|||||
d.
Mendarat dengan lutut mengeper
|
D.
Menu Analisis
1.
Tahap Persiapan
2.
Tahap
Pelaksanaan
3.
Tahap Akhir
E.
Hasil Analisis
Teknik Smash
|
Indikator
|
Penilaian
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Tahap Awal
|
a.
Badan condong ke depan, kedua tangan
rileks disamping badan
|
V
|
|||
b.
Langkah awalan pendek-pendek, tangan
di samping badan, langkah terakhir panjang
|
V
|
||||
c.
Sewaktu akan melompat, tangan berada
di belakang badan (siap mengayun)
|
V
|
||||
d.
Tangan mengayun lurus siku tidak
ditekuk
|
V
|
||||
e.
Badan diarahkan menghadap ke arah bola
yang akan dipukul dan tangan terayun sejajar dengan garis lurus badan
|
V
|
||||
f.
Posisi badan waktu meloncat tegak
lurus, ayunan lengan dibawa ke atas
|
V
|
||||
g.
Saat meloncat bola berada di atas
depan kepala
|
V
|
||||
Tahap
Pelaksanaan
|
a.
Sebelum menyentuh bola lengan lurus
dan dekat dengan telinga, dipertahankan sampai saat menyentuh bola harus
lurus
|
V
|
|||
b.
Togok tetap lurus, kedua kaki
menggantung rileks
|
V
|
||||
c.
Telapak tangan terbuka menghadap bola,
jari jemari sedikit terbuka
|
V
|
||||
d. Smasher menggunakan
lecutan tangan dan pergelangan tangan
|
V
|
||||
e.
Perkenaan pukulan pada raihan
tertinggi. Pukulan diikuti gerak togok ke depan bawah
|
V
|
||||
f.
Rangkaian gerakan dilakukan secara
kontinyu tidak putus-putus
|
V
|
||||
Tahap Akhir
|
a.
Mendarat dengan togok lurus
|
V
|
|||
b.
Posisi tangan rileks berada di samping
badan
|
V
|
||||
c.
Atlet mendarat dengan kedua kakinya,
jarak antara kaki kanan dan kiri selebar bahu
|
V
|
||||
d.
Mendarat dengan lutut mengeper
|
V
|
Jumlah skor yang diperoleh
Penilaian
Proses =
----------------------------------------- X 100%
Jumlah skor maksimal
Keterangan
:
- Mendapat nilai Sangat Baik, jika skor antara = 91 – 100%
- Mendapat nilai Baik, jika skor antara = 80 – 90%
- Mendapat nilai Cukup, jika skor antara = 70 – 79%
- Mendapat nilai Kurang, jika skor antara = 60 – 69%
- Mendapat nilai Kurang Sekali, jika skor antara = Kurang dari 60%
60
Penilaian
Proses =
--------- X 100% = 88,23% (BAIK)
68
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil analisis data, deskripsi, dan pengujian hasil penilaian, dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil penilaian analisis teknik smash berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 88,23%.
DAFTAR
PUSTAKA
Asher, Kinda S.
(1997). Coaching Volleyball: the American
Volleyball
Coaching Assosiation. United
States of America: Masters Press.
Bach Greg.
(2009). Choaching Volleyball for Dummies.
Indianapolis:
WilleyPublishing,
Inc.
Beutelstahl
Dieter. (1978). Belajar Bermain Bola
Volley. Bandung: PT
Pioner Jaya.
Bonnie Robinson.
(1993). Bimbingan Petunjuk dan
Teknik Bermain Bola Voli.
Jakarta:
Dahara Press.
Yunus. (1992). Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Dep
P dan K.
No comments:
Post a Comment